Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Cara Indonesia Terhindar dari Resesi Dunia

        Ini Cara Indonesia Terhindar dari Resesi Dunia Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Masih tumbuhnya perekonomian Indonesia di angka 5,2 persen di tengah kondisi dunia yang sedang dihadapi dengan potensi resesi membuat pemerintah optimis Indonesia dapat menjadi negara maju pada 2045.

        Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian RI, Iskandar Simorangkir mengatakan, proyeksi dari Dana Moneter Internasional (IMF) akan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 akan turun 0,2 persen, menjadi 5 persen perlu menjadi perhatian.

        Iskandar menyebut terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk dapat menghindari penurunan daripada pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satunya adalah dengan mendorong pertumbuhan UMKM, di mana RI punya pasar domestik yang besar.

        Baca Juga: Kemenko Perekonomian Beber Peran Media dalam Mengawal Indonesia Maju

        Menurutnya, demi mendorong hal tersebut bisa terwujud, maka penting hukumnya untuk membangun optimisme dalam ekspektasi masyarakat.

        "Kalau semua orang berperilaku sama, optimis, mereka berbelanja dengan pola normal atau dia mengalami peningkatan belanjanya karena optimis dengan ekonomi masa depan, akan timbul self-fulfilling prophecy," ujar Iskandar dalam acara Seminar Ekonomi dengan tema Peran Pers terhadap Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia, Kamis (27/10/2022). 

        Iskandar mengatakan, jika Indonesia dapat memberdayakan domestic demand-nya dengan keberadaan pasar domestik yang begitu besar, maka perekonomian Indonesia mampu tumbuh di atas 5,2 persen pada 2023.

        Poin selanjutnya guna mengantisipasi adanya resesi adalah hilirisasi sumber daya alam (SDA) juga menjadi salah satu kunci pendorong pertumbuhan ekonomi RI. Salah satunya terlihat dari dampak pembangunan smelter nikel lewat peningkatan nilai ekspor.

        "Keberhasilan kita dengan membangun smelter, seperti nikel. Sampai dengan Agustus, dari Januari ke Agustus, kita berhasil nilai ekspor capai 3,7 miliar dolar AS. Sementara di Januari cuma di 639 juta dolar AS. Jadi, kalau kita lihat, luar biasa yang kita hasilkan. Berlipat-lipat yang dihasilkan. Bahkan kita sampai digugat Uni Eropa," ujarnya. 

        Lanjutnya, untuk mengembangkan hilirisasi, dibutuhkan investasi yang tidak sedikit. Maka dari itu, peningkatan investasi perlu terus didorong.

        Adapun salah satu langkah yang dilakukan pemerintah yakni melalui pembentukan Undang-Undang Cipta Kerja.

        "Kita harus mendorong investasi kita sehingga hilirisasi SDA kita memiliki nilai tambah tinggi. Itu harus kita dorong dengan cara menata iklim usaha, makanya pemerintah mengeluarkan UU Cipta Kerja," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: