Peluang Gagal Nyapres Masih Terbuka! Refly Harun Kasih Peringatan ke Pendukung Anies Baswedan: Belanda Sudah Dekat!
Meski animo dan dukungan dari masyarakat terus berdatangan tak terbendung, Situasi Anies Baswedan saat ini menjadi sorotan mengenai langkahnya di Pilpres 2024
Hal ini karena kondisi di intenal calon koalisi (NasDem, PKS, Demokrat) disebut belum menemukan “deal” yang mengikat.
Sebagaimana diketahui, Batalnya deklarasi “Koalisi Perubahan” calon pengusung pengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden pada 10 November jadi sorotan dan munculkan spekulasi yang tidak mengenakkan untuk didengar simpatisan Anies sendiri, salah satunya rebutan jatah Cawapres oleh PKS dan Demokrat.
Mengenai hal ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun ikut berkomentar. Refly mewanti-wanti agar pendukung Anies jangan terlalu fanatik dan menaruh harapan berlebihan.
"Ini ngeri-ngeri sedap, hati-hati Anda jangan terlalu optimistis Anies bisa nyalon, godaan masih terus dilancarkan sementara Belanda sudah dekat. Pilpresnya masih jauh, tapi Belanda yang mau pecah belah sudah dekat,” jelas Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Minggu (13/11/22).
Situasi Anies dan calon koalisinya menurut Refly saat ini belum bisa “mengamankan” Anies sebagai calon Presiden.
Belum lagi, faktor kekuatan finansial oligarki atau yang disebut Fahri Hamzah sebagai “Bandar” dinilai sangat memengaruhi sistem atau ketentuan ambang batas 20% sehingga ada “deal-deal” politik yang tak mudah dilakukan.
“Saya berpikir mengenai skenario baru… Jangan-jangan nanti pasangan berikutnya Prabowo-Aher, jadi Prabowo berkoalisi dengan PKS, jadi Prabowo-Aher, karena kalau menggoda satu takutnya nanti susah digoda. Jadi digoda dua-duanya, jadi mereka berpikir akan mendapatkan Coattail Effect (Efek Ekor Jas),” jelasnya.
Menurut Refly, koalisi antara PKS dan Gerindra bukannya tidak mungkin. Hal ini didasari Refly melihat rekam jejak keduanya yang saling berkoalisi di dua edisi terakhir.
Karenanya Refly menilai situasi Anies Baswedan saat ini sama sekali belum aman, pendukung harus bersiap dengan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.
“Bagi pendukung PKS, ingatan memilih Prabowo tidak jauh-jauh amat. Maka pendukung Anies Baswedan dan NasDem menjadi gigit jari kalau seandainya tiba-tiba godaan itu berhasil,” jelas Refly.
Baik Demokrat atau PKS menurut Refly masih memikirkan kepentingan mereka sendiri untuk mendulang suara lewat kader mereka yang dimajukan jadi Cawapres Anies Baswedan, sehingga sangat mungkin kedua partai itu tergoda dan lebih memilih meninggalkan Anies dan NasDem.
“Jadi kalau Anda mau digoda ya digoda dengan yang diinginkan oleh yang bersangkutan, apa yang diinginkan? Coattail Effect, ini bisa didapatkan kalau Anda mengirimkan Cawapres. Bagaimana kalau Ganjar-AHY Vs Prabowo-Aher?” jelas Refly Harun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: