Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Guntur Romli Sebut Alasan Koalisi Nasdem-PKS-Demokrat Seolah Layu Sebelum Berkembang

        Guntur Romli Sebut Alasan Koalisi Nasdem-PKS-Demokrat Seolah Layu Sebelum Berkembang Kredit Foto: Instagram/gunromli
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pegiat Media Sosial, Guntur Romli menyebut Koalisi Nasdem-PKS-Demokrat atau Koalisi Perubahan seolah layu sebelum berkembang atau membusuk sebelum matang. 

        Ini disebut Romli usai Anies Baswedan gagal melakukan deklarasi pada 10 November kemarin. Padahal konon sudah ada tiga partai yang mau bergabung mengusung. Yakni Nasdem, PKS, dan Demokrat.

        Menurut Guntur Romli, Anies lebih terlihat sebagai juru kampanye Partai NasDem daripada seorang capres. Karena kemana-mana Anies mempromosikan NasDem, partai besutan Surya Paloh.

        Baca Juga: Koar-koar Masalah Bandar di Calon Koalisi Pengusung Anies Baswedan, Orang NasDem Sebut Fahri Hamzah Lagi Caper: Politisi Warung!

        "Parpol-parpol lain yang mau mengusung Anies tentu bertanya-tanya: buat apa dukung pencapresan Anies tapi yang dapat untung, yang dapat manfaat hanya Partai Nasdem. Pencapresan Anies secara sepihak oleh Nasdem sebenarnya bisa dibilang sebagai offside dalam berpolitik," ungkap Guntur Romli dalam tayangan Cokro TV berjudul 'MENGAPA KOALISI ANIES GAGAL DEKLARASI' di Youtube, dikutip pada Selasa  (15/11/2022).

        Politisi PSI itu menilai langkah Surya Paloh bisa dilihat sebagai bentuk penguasaan dan politik posesif kepada Anies Baswedan. Alih-alih menemukan jalan lapang melalui dukungan Nasdem, Anies malah berhadapan dengan jalan buntu dalam koalisi.

        Penyebab berikutnya, lanjut Guntur adalah tidak adanya deal dalam penentuan calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan.

        "Demokrat bersikeras menyodorkan AHY. PKS mati-matian mengajukan Aher. Tidak ada kata sepakat. Bagaimana mungkin PKS mau melepaskan peluang cawapres padahal mereka merasa suara pada Pemilu 2019 lebih unggul dari Demokrat," tuturnya.

        Baca Juga: Banyak Godaan di Calon Koalisi Pengusung, Analisis Refly Harun Bikin Pendukung Anies Baswedan Ketar-ketir: Bisa Gigit Jari!

        Pemilu 2019 lalu, PKS memperoleh suara 8,21 persen, sementara Demokrat dapat 7,7 persen.

        Guntur menyebut sebenarnya Nasdem menawarkan bahwa deklarasi koalisi disepakati dulu capresnya yakni Anies. Nanti baru dibahas lagi soal cawapresnya.

        "Tapi nampaknya PKS dan Demokrat tidak mau dikadalin lagi oleh Nasdem. Deklarasi harus sepaket capres dan cawapres. Dimana cawapresnya diambil dari tokoh parpol-parpol itu. Jadilah buntu. Mentok, semua bersikeras dengan keinginan masing-masing," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: