Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Puji Gibran yang Terbuka pada Anies, Gus Choi Bandingkan dengan Orang PDIP: Anak Muda Berpolitik Cerdas, Yang Tua..

        Puji Gibran yang Terbuka pada Anies, Gus Choi Bandingkan dengan Orang PDIP: Anak Muda Berpolitik Cerdas, Yang Tua.. Kredit Foto: IG @aniesbaswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Calon presiden (capres) Partai NasDem Anies Baswedan mengunggah momen pertemuannya dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Hal ini seketika menjadi perbincangan hangat hingga mendapat komentar dari berbagai kalangan, salah satunya Ketua DPP Partai NasDem Effendi Choirie (Gus Choi).

        Ia mengapresiasi pertemuan kedua tokoh politik tersebut, bahkan memberikan pujian kepada Putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilainya punya mental bagus usai menyambut Anies dengan tangan terbuka.

        Baca Juga: Pertemuan Anies-Gibran Ternyata Lebih Menguntungkan Buat Gibran, Pengamat: Selangkah Menuju Gubernur DKI

        "Karena dia (Gibran) punya hati dan mental yang bagus, terbuka menerima siapapun. Anak muda belia, tapi berpolitiknya dewasa. Ada yang sudah tua, tapi berpolitiknya seperti taman kanak-kanak," kata Gus Choi kepada para jurnalis di Jakarta, hari ini.

        Gus Coi berkata demikian ketika diminta menanggapi kritik dari kalangan politikus terhadap Anies Baswedan yang menemui Gibran. Menurut Gus Choi kalangan tua mestinya memetik pelajaran dari kalangan yang lebih muda dalam berpolitik.

        "Mulut busuk karena otak dan hati busuk. Bandingkan, anak muda belia berpolitik sangat cerdas dan dewasa. Yang tua berpolitik bahlul dan kekanak-kanakan," kata Gus Choi.

        Gus Choi mengatakan silaturahmi merupakan hal yang penting.

        "Silaturahmi itu sangat penting, bukan soal mendukung atau tidak," kata dia.

        Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menilai Anies Baswedan menemui Gibran memiliki tujuan agar semakin dikenal masyarakat.

        "Langkahnya supaya lebih dikenal publik. Dan ingat kalau dia muji-muji Gibran, pasti ada udang, ada batu di balik udang," kata Said di Senayan.

        Baca Juga: Secara Tiba-tiba Bertemu Gibran Rakabuming, Mungkinkah Ini Tanda Anies Baswedan Bakal ‘Pinang’ Dia untuk Pilpres 2024?

        Menurut Said, Anies ingin mendapatkan keuntungan politik dari pertemuan dengan Gibran.

        "Iya dong untuk kepentingan dirinya, tidak ada hubungannya dengan Gibran. Itu hanya cari keuntungan politik saja Anies," kata Said.

        Mengenai kemungkinan pertemuan itu untuk membicarakan pemilihan gubernur Jakarta, Said berkata:

        "Maksudnya itu Anies mau jadi king maker di DKI? Iya, tapi kalau Anies yang mau majukan Gibran, Anies nggak punya partai, Gibran kader PDI Perjuangan. Itulah tricky politik Anies saja untuk mecah belah PDIP Perjuangan."

        "Iya dong (memecah belah). Orang Gibran calon kita (PDIP), tiba-tiba dia (Anies) masuk ke situ," Said menambahkan.

        Baca Juga: Pertemuan Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming Dinilai Pengamat Bukan Pertemuan Biasa

        Di Solo, Anies mengatakan pertemuan dengan putra Presiden Joko Widodo untuk silaturahmi.

        "Alhamdulillah, pagi ini saya bersyukur bisa berada di Solo. Kami berencana menghadiri acara haul. Dan pagi ini senang sekali bisa bersilaturahmi dengan pak wali kota," ujar Anies.

        Dalam pertemuan itu, kata Anies, dia dan Gibran hanya berbincang-bincang santai sambil sarapan.

        "Ngobrol santai saja tadi dengan Mas Gibran. Tidak ada obrolan khusus termasuk soal politik, kita ngobrol sana sini saja," kata dia.

        Anies memuji kepemimpinan Gibran. Di bawah kepemimpinan Gibran, Solo dikatakan Anies: "rapi, bersih tertib, dan mudah-mudahan bisa maju serta berkembang."

        Anies juga mendoakan Gibran agar dapat menjalankan kepemimpinan dengan lancar.

        Baca Juga: PDIP Curigai 'Akal Bulus' Anies Temui Gibran, PKB Tak Setuju: Politik Indonesia Cair Banget

        Gibran juga mengatakan pertemuan dengan Anies tidak membahas politik, tetapi lebih banyak membahas is perkotaan.

        "Tidak bicara masalah politik. Tadi ngobrolin masalah transportasi umum dan problem-problem kota, yang kita jadikan percontohan itu kan tetap Jakarta," kata dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: