Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemenhub Maksimalkan G20, Jurus Jitu Disiapkan Demi Memulihkan Sektor Transportasi dan Pariwisata

        Kemenhub Maksimalkan G20, Jurus Jitu Disiapkan Demi Memulihkan Sektor Transportasi dan Pariwisata Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan sejumlah upaya pemulihan di sektor transportasi, yang turut mendorong pemulihan sektor pariwisata nasional. Hal ini disampaikan Menhub pada Forum Pariwisata Global atau Global Tourism Forum-Annual Meeting 2022 yang berlangsung di Bali, Kamis (17/11/2022).

        Budi mengungkapkan sejumlah upaya yang akan dilakukan Pemerintah, diantaranya mengeluarkan beberapa surat edaran terkait persyaratan perjalanan transportasi yang lebih mudah namun tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan. “Upaya ini menjadi titik balik kebangkitan industri transportasi, karena semakin meningkatkan keterisian penumpang,” ujar Menhub dalam keterangannya, Kamis (17/11/2022).

        Baca Juga: H20 Sinkron Sama Tujuan G20, Wapres Ma'ruf Amin: Tiga Point Utama Ini Harus Tercapai!

        Selain itu, Kemenhub bersama operator transportasi juga terus mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meminimalkan penyebaran virus. Seperti misalnya: digitalisasi layanan di bandara dan penggunaan HEPA filter yang mampu menjaga kebersihan udara di dalam sarana transportasi publik. Selanjutnya, Kemenhub juga memberikan sejumlah insentif, misalnya di sektor penerbangan yaitu dengan memberikan insentif untuk Layanan Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC).

        Dalam forum tersebut Menhub mengungkapkan, upaya pemulihan sudah mulai terlihat hasilnya. Salah satu indikatornya yaitu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), transportasi dan pergudangan pada kuartal III tahun 2022 tumbuh paling besar yaitu 25,8 persen (year on year). Hal ini menunjukkan tren yang terus meningkat sejak awal tahun 2022, dan berkontribusi penting pada pertumbuhan perekonomian Indonesia yang meningkat 5,72% year on year di kuartal III tahun 2022.

        Namun demikian, Menhub tetap mengingatkan seluruh pihak untuk terus berupaya menjaga momentum tren pertumbuhan, serta tetap waspada terhadap kondisi ketidakpastian global, seperti: pandemi lanjutan, perubahan iklim, dan ketegangan perang global di masa depan.

        Lebih lanjut, Menhub juga mengungkapkan upaya membangun masa depan transportasi publik di Indonesia pascapandemi.

        Baca Juga: Ikutan G20, Eks Menteri Jokowi Ini Dipuji Habis, Beda Nasib Sama Anies Baswedan: Dia Gak Ngadrun...

        “Pandemi Covid-19 telah mengajari kita bahwa kita harus berfikir jauh ke depan. Kedepannya, Indonesia membutuhkan perbaikan konektivitas jaringan, keselamatan transportasi, transportasi yang ramah lingkungan, dan integrasi antarmoda,” ujar Menhub.

        Menhub mengatakan, dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah, Kemenhub akan terus membangun infrastruktur transportasi baik di perkotaan maupun di daerah terpencil, terdepan, tertinggal, dan perbatasan (3TP).

        Untuk mengatasi terbatasnya kemampuan fiskal negara (APBN) dalam membiayai kebutuhan pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia, Menhub menjelaskan, akan terus mendorong pendanaan kreatif non-APBN melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan usaha (KPBU), Dana Kekayaan Negara, kerja sama pemanfaatan (KSP), pembiayaan campuran, pembiayaan hijau dalam infrastruktur proyek hijau, serta membentuk Badan Layanan Umum (BLU) dan meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

        Baca Juga: Ukraina Masuk, Negosiasi Deklarasi KTT G20 Sempat Alot sampai Akhirnya Disepakati, Apa Alasannya?

        “Pada momen Presiden G20 ini, kami menandatangani beberapa nota kesepahaman untuk pendanaan kreatif non-APBN dengan tiga negara yaitu Jepang, Inggris, dan Korsel untuk pengembangan angkutan massal perkotaan MRT Jakarta,” ujar Menhub.

        Lebih lanjut Menhub mengatakan, pemerintah juga berkomitmen untuk mengurangi emisi gas buang dari kendaraan berbahan bakar fosil, dengan mulai melakukan transformasi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

        Pemerintah telah menetapkan tujuan untuk memiliki setidaknya 2 (dua) juta kendaraan listrik pada tahun 2025. Pemerintah akan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar atau konsumen kendaraan listrik tetapi juga produsen, karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam untuk memproduksi komponen kendaraan listrik.

        “Kami serius memasuki pasar energi terbarukan, termasuk transisi ke kendaraan listrik. Penggunaan kendaraan listrik selama G20 menunjukkan simbol dimulainya transformasi ini,” ucap Menhub.

        Menhub juga mengungkap pentingnya untuk memperkuat kerja sama dengan pemangku kepentingan baik itu dengan kementerian atau lembaga lain, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta, akademisi, media, dan publik. Sebagai contoh yang telah dilakukan yaitu: kolaborasi Kemenhub, Kemendikbud, Kebudayaan, Ristek, Perguruan Tinggi, dan INKA membuat bus listrik Merah Putih yang digunakan dalam G20. Juga kerja sama antara Kemenhub, Pemprov DKI Jakarta, dan operator (PT MRT) untuk melakukan pengembangan angkutan massal perkotaan.

        Baca Juga: Lebih Mesra Sama Ganjar Pranowo, Anak Jokowi Dinilai Sukses Gocek Anies Baswedan: Dia Cerdas...

        Turut hadir dalam Forum ini, Menparekraf Sandiaga Uno, Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Paduka Lim Jock Hoi, serta perwakilan dari European Parliament, Asia-Pacific Economic Organization (APEC), Pacific Asia Travel Association (PATA) The International Air Transport Association (IATA), Accor, Ascott, Booking.com, Travala.com, serta sejumlah perusahaan swasta terkemuka lain.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: