Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Baswedan Jadi Pembicara di G20, Refly Harun: Memang Kelihatan Kelas Internasionalnya!

        Anies Baswedan Jadi Pembicara di G20, Refly Harun: Memang Kelihatan Kelas Internasionalnya! Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anies Baswedan dianggap mempunyai kapasitas sehingga diundang menjadi pembicara di Bloomber NEF Summit dalam event internasional G20 dan B20 di Nusa Dua Bali.

        Menurut Refly Harun ini adalah fakta karena tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menjadi pembicara di acara internasional. 

        Baca Juga: Jadi Pembicara di Side Event G20, Refly Harun ke Anies Baswedan: Anies Punya Kemampuan yang Presiden Tidak Bisa!

        “Cara dia menyampaikan dengan kepercayaan diri yang baik, dengan bahasa yang baik yaitu membanggakan kita. Sehingga terlihat kelas internasionalnya kan,” kata Refly melansir dari youtube channelnya, Jumat (18/11/22).

        Refly juga membandingkan performa Anies dengan Presiden Jokowi jika berhubungan dengan event internasional. 

        “Tentu kalau kita mau lihat ya inilah kelemahan Presiden Jokowi ya berbahasa asing yang baik, ini juga kelemahan Ganjar ya karena kita tidak pernah melihatnya dia berbahasa Inggris yang baik,” kata dia. 

        “Tetapi kalau Prabowo, sudah taulah dia memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik,” tambahnya.

        Tetapi Refly menambahkan bahwa setiap calon presiden itu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kelebihan dan kekurangan itu yang kemudian yang harus kita terima sebagai sebuah hal yang manusiawi saja.

        Baca Juga: Kader PPP Banyak yang Dukung Anies Baswedan Padahal Sudah Gabung KIB, Ini Tanggapan Achmad Baidowi

        “Tapi sekali lagi ini mengenai comparative advanced, jadinya karena yang kita cari adalah Primus Inter Pares yaitu sebenarnya adalah prinsip untuk memilih pemimpin dari orang yang paling baik, orang yang paling hebat, orang yang paling nomor satu diantara kita,” ungkapnya. 

        “Kalau yang kita pilih itu orang biasa saja, misalnya kepala rumah tangga kita, calon suami begitu mungkin kita bisa memakluminya. Tapi karena yang dicari adalah Primus Inter Pares untuk memimpin bangsa ya haruslah orang terbaik diantara kita,” jelasnya. 

        Baca Juga: Pertemuan Anies Baswedan dengan Gibran Putra Jokowi, Siapa Diuntungkan Siapa?

        Namun Refly mengatakan sekarang susah menerapkan cara tersebut karena semua orang menganggap dirinya lebih baik. 

        “Susahnya kan kita ini kan semua merasa lebih baik dari yang lain padahal apa yang muncul adalah sistem pencitraan. Ya sistem yang tidak fair sehingga bukan orang-orang terbaik yang memimpin republik ini tetapi orang-orang yang kebetulan saja bisa dalam tanda kutip memainkan sistem yang ada dengan bantuan oligarki tentunya dan akhirnya terpilih,” jabarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: