Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terkuak Rencana Pentagon di Suriah Saat Turki Lancarkan Operasi Militer

        Terkuak Rencana Pentagon di Suriah Saat Turki Lancarkan Operasi Militer Kredit Foto: US Department of Defense/Lisa Ferdinando
        Warta Ekonomi, Washington -

        Pentagon pada Selasa (22/11/2022) mengatakan bahwa mereka sedang memantau situasi di utara Suriah setelah Turki melakukan operasi udara menanggapi ancaman teroris menyusul serangan bom mematikan di Istanbul.

        "Kami terus memantau apa yang terjadi di lapangan dan dari semua aspek bagian ini. Kami terus mendesak penurunan eskalasi di semua sisi," kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh dalam sebuah konferensi pers.

        Baca Juga: Gelontorkan Hampir Rp600 Triliun buat Ukraina, Pentagon Malah Ogah Beri Rincian

        Saat ditanya pihak apa yang dimaksud, Singh tidak menyebutkan pihak mana pun. Dia mengatakan serangan Turki ke Suriah dan Irak mengganggu target "kekalahan abadi" kelompok teror Daesh/ISIS.

        Pernyataan dari Singh disampaikan beberapa jam setelah Koordinator Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk Komunikasi Strategis, John Kirby, mengatakan Turki menghadapi ancaman teror di perbatasan selatannya dan memiliki hak untuk membela diri.

        "Turki terus menderita ancaman teroris yang sah, terutama di wilayah selatan mereka. Mereka tentu memiliki hak untuk membela diri dan warganya," kata Kirby kepada wartawan selama webinar.

        Dia mengatakan AS memiliki kekhawatiran tentang operasi lintas batas, yang menurutnya akan mempengaruhi perang melawan kelompok teror Daesh/ISIS yang dilakukan oleh PKK/YPG, organisasi teror lainnya.

        Pada Ahad pagi, Turki meluncurkan Operasi Claw-Sword, operasi udara lintas batas melawan kelompok teror YPG/PKK, yang memiliki tempat persembunyian di wilayah perbatasan Irak dan Suriah di mana mereka telah merencanakan serangan terhadap tanah Turki.

        Operasi udara itu menyusul serangan teroris pada 13 November di Jalan Avenue yang ramai di Istanbul yang menewaskan enam orang dan menyebabkan 81 lainnya luka-luka.

        "Kami tahu identitas, lokasi, dan rekam jejak teroris. Kami juga tahu betul siapa yang melindungi, mempersenjatai, dan mendukung teroris," ungkap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

        Turki telah melakukan bagiannya dengan menghormati setiap kesepakatan tentang keamanan perbatasannya dengan Suriah, tutur Presiden Erdogan.

        "Mudah-mudahan kami dapat membasmi semua teroris secepat mungkin," tambah Erdogan.

        Dalam lebih dari 35 tahun kampanye terornya melawan Turkiye, PKK - yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turkiye, AS, dan Uni Eropa - bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi. YPG adalah cabang kelompok teroris PKK di Suriah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: