Rocky Gerung di Hadapan Jusuf Kalla (JK) Nggak Cuma Ngomongin Anies Baswedan, Keluar Ide Tempatkan Luhut dan Habib Rizieq dalam Satu Dewan!
Pengamat Politik kenamaan Rocky Gerung berksempatan mewawancarai sosok mantan wakil Presiden dua edisi berbeda, Jusuf Kalla. Banyak hal yang dibicarakan Rocky dengan sosok yang menjadi Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi tersebut.
Salah satu bagian unik dari pembicaraan mereka berdua ada pada akhir pembicaraan mereka di mana Rocky mengandaikan situasi politik global dan dalam negeri terjadi carut-marut hingga akhirnya rakyat tak lagi percaya pada Jokowi.
“Emak-emak akhirnya memutuskan tidak akan peduli apapun yang berbau Jokowi, orang pergi pada Anies, Itu gairah pada Anies Baswedan besar sekali,” Jelas Rocky melalui kanal Youtube RGTV, dikutip Jumat (25/11/22).
Lanjut Rocky dalam “pengandaiannya” tersebut, Jokowi tak akan senang dengan Anies Baswedan mengingat sosok Anies yang dinilai sebagai kebalikan dari gaya memimpinnya.
Kondisi tersebut menurut Rocky menjadikan pemilu tak akan berjalan adil sebagaimana seharusnya plus kondisi global yang tak menentu, menghantarkan rakyat tiba pada kesimpulan pemilu mendatang akan berantakan sehingga perlu ada cara lain dalam menentukan suksesi kepemimpinan.
“Akhirnya orang tiba pada kesadaran, ‘yaudah kita lakukan suksesi di luar sistem elektoral’ karena akan berantakan,” ungkap Rocky.
Rocky menegaskan gambaran kondisi tersebut juga menuntut adanya semacam Dewan yang salah satunya diisi oleh JK sendiri, bahkan Ia menuturkan ide Out of The Box dengan menempatkan Luhut Binsar Pandjaitan dan Habib Rizieq dalam dewan tersebut.
Baca Juga: Kasus KM 50 Harus Dibawa ke Pengadilan HAM, Habib Rizieq: Rezim Ini Akan Berganti Insya Allah!
Pembentukan Dewan tersebut menurut Rocky bukan makar tetapi suatu upaya transisi apabila memang kondisi yang tidak diinginkan benar-benar terjadi.
“Lalu orang menganggap perlu ada dewan/majelis, lalu diundang Pak JK sebagai salah satu tokoh untuk duduk dalam dewan itu, dewan transisi bukan makar, untuk memprediksi elektoral politik itu gagal. Siapa lagi? dari dalam kekuasaan ada Pak Luhut, dari islam diminta Habib Rizieq,” jelasnya.
“Jadi semacam keadaan yang mesti kita bayangkan, kita mesti berisap di situ juga Karena Anything Goes! Kita tidak pernah menduga bahwa keadaan itu sesulit hari ini, apalagi kalau pemerintah mulai nakut-nakutin ‘APBN kita bolong’ segala macam,” jelas Rocky.
Menanggapi paparan Rocky, Jusuf Kalla membeberkan sebenarnya Indonesia tidak pernah kekuarangan dewan, menurutnya ada dewan yang sama dengan penjelasan Rocky yakni Watimpres.
Hanya saja JK juga mengakui itu balik lagi ke Presiden karena sistem di Indonesia adalah Presidensial.
“Bicara bikin rekomendasi, ya dibaca pun saya nggak tahu dibaca atau tidak, karena kita presidential, you tak bisa jatuhkan. Berbeda dengan Inggirs atau Malaysia, kita tak bisa, secara legal tak bisa,” jelas Jusuf Kalla.
JK pun meyakinkan Rocky bahwa gambaran krisis yang begitu suram tak akan terjadi dalam waktu dekat di Indonesia sehingga apa yang pihak istana sering katakan soal “tahun depan gelap” sebagaimana Jokowi sampaikan atau “badai” yang disinggung Luhut terkesan hanya menakut-nakuti.
“Rasa takut diproduksi dari istana,” timpal Rocky.
“Iya, makanya kita hindari,” jelas JK.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto