Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Boy Thohir: Kalau Kita Sukses, Mereka Akan Bilang karena Anak Pengusaha, Kalau Tidak Sukses Kita Akan Dicaci Maki

        Boy Thohir: Kalau Kita Sukses, Mereka Akan Bilang karena Anak Pengusaha, Kalau Tidak Sukses Kita Akan Dicaci Maki Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Garibaldi 'Boy' Thohir telah lama dikenal sebagai seseorang yang lahir dari keluarga pengusaha. Sehingga, ia pun terinspirasi untuk memulai bisnis sendiri. Alhasil, usai lulus dari University of Southern California, ia menggeluti bisnis di bidang properti, finance hingga batu bara.

        Meski demikian, banyak yang menilai kesuksesannya membesarkan Adaro Energy sebagai produsen batu bara terbesar ke-2 di Indonesia karena lahir dari keluarga pengusaha dan memiliki saudara seorang Menteri BUMN, Erick Thohir. Namun, menurut Boy Thohir sendiri bahwa karakterlah yang menjadi faktor utama dari kesuksesan.

        Dalam video YouTube bertajuk "Boy Thohir, Beban Jadi Anak Pengusaha | #TheCEO", Boy menjelaskan bahwa ayahnya, Muhammad Thohir berangkat dari seorang profesional yang menjadi pengusaha. Setiap kali makan malam, sang ayah selalu menceritakan tentang bisnis.

        Baca Juga: Selalu Ingat Pesan Ayahanda, Erick Thohir: Kalau Mau Dihargai Orang Lain, Harus Menghargai Orang Lain Dahulu

        Meski saat kecil masih belum tergambar kelak di usia dewasa akan menjadi apa, Boy saat lulus kuliah pun tertarik untuk menjadi karyawan dulu. Ia pun bekerja di CitiBank dan izin kepada sang ayah dengan gaji USD2.500 atau sekitar Rp4 juta saat itu. Namun, ditolak mentah-mentah oleh sang ayah karena kasarnya 'tidak balik modal'.

        Sang ayah sejak kecil mengajarkan Boy Thohir untuk menjadi pengusaha. Ia pun diajari hitung-hitungan agar 'balik modal'. Saat Boy komplain ayahnya hitung-hitungan, ayahnya hanya berkata, "Saya hanya ingin kamu berpikir seperti pengusaha."

        Di sisi lain, Boy juga belajar banyak dari sang ibu yang sangat disiplin, mengajarkan tata krama, sopan dan ramah. Sang ibu setiap kali mendapatkan uang dari almarhum ayah, diceritakan Boy Thohir tidak pernah membeli barang-barang mewah, melainkan dibelikan tanah. Karena Boy Thohir adalah anak yang paling besar, sejak usia 10-11 tahun, ia sering menemani sang ibu melihat tanah sehingga paham tanah yang bagus dan yang tidak. Dari sanalah, Boy Thohir memulai karirnya sebagai pengusaha properti. Sang ibu adalah sosok inspiratifnya.

        Selain itu, sosok inspiratif bagi Boy Thohir adalah almarhum William Suryadjaya yang merupakan pendiri Astra, disamping sang ayah H. Muhammad Thohir. Tak hanya itu, Boy juga melihat langsung bagaimana cara manajemen Teddy Rachmat dan kepemimpinannya yang tenang, tetapi memiliki strategi-strategi jitu.

        Dari banyaknya pengalaman yang dimiliki Boy Thohir, ia kerap memberikan nilai-nilai positif kepada karyawannya seperti menjaga integritas, reputasi dan nama baik. Bukan hanya kepandaian belaka. Karena karakter adalah yang utama, disusul dengan kejujuran, kerja keras, dan lead by example.

        Lebih lanjut, Boy mengungkapkan bahwa menjadi anak pengusaha pada dasanya memiliki beban mental tersendiri.

        "Kalau kita sukses, mereka akan bilang karena anak pengusaha. Tetapi kalau kita tidak sukses, akan dicaci maki karena sudah disekolahkan, diberikan modal, tetapi malah bangkrut," ujar Boy.

        Oleh karena itu, menurutnya tidak menjamin anak pengusaha akan sukses karena harus dibuktikan dengan kerja keras, niat yang baik, integritas yang baik, reputasi yang baik sehingga kita akan dipercaya oleh orang lain.

        "Bagi saya, dan adik saya (Erick Thohir), itu adalah tantangan tersendiri karena kami punya tekad bahwa kita harus sukses," pungkasnya.

        Menurut Boy Thohir, memiliki hubungan keluarga dengan Menteri BUMN Erick Thohir malah menjadi beban karena sebenarnya, sebelum Erick menjadi Menteri BUMN, keduanya sudah menjadi pengusaha yang cukup sukses.

        "Karena untuk kami, nama baik, reputasi, integritas itu nomor satu," pungkas Boy. "Saya sangat menghindari konflik kepentingan itu."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: