Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tumbuh Signifikan, Layanan Keuangan GOTO Ditopang Dominasi GoPay di Industri Dompet Digital

        Tumbuh Signifikan, Layanan Keuangan GOTO Ditopang Dominasi GoPay di Industri Dompet Digital Kredit Foto: Unsplash/Edi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Segmen bisnis jasa keuangan yaitu GoTo Financial milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan konsistensi pertumbuhan bisnis yang impresif. Tercermin dari dominasi GoPay di layanan dompet digital nasional.

        Pada kinerja kuartal ketiga 2022, GOTO mencatat Pendapatan Kotor (Gross Revenue) segmen bisnis finansialnya sepanjang Sembilan bulan menembus Rp1,192 triliun. Meningkat 50% dibandingkan Rp794,522 miliar pada Sembilan bulan tahun 2021.

        Khusus dalam tiga bulan pada periode triwulan ketiga 2022 saja, Gross Revenue GoTo Financial tercatat sebesar Rp433,352 miliar. Angka tersebut naik 47% dibandingkan Rp293,300 miliar pada triwulan ketiga 2021.

        Baca Juga: Tingginya Minat Belanja Masyarakat di Ekosistem GOTO Tingkatkan Pendapatan Mitra Driver Gojek

        Adapun dari sisi Gross Transaction Value (GTV), peningkatannya lebih signifikan lagi yaitu sebesar 78%. Sebesar Rp97,1 triliun pada Sembilan bulan tahun ini dibandingkan Rp54,7 triliun pada Sembilan bulan tahun 2021.

        ”Saya menaruh perhatian yang menarik ke GoTo Financial karena menghadirkan ekosistem yang cukup komplit dengan layanan yang lebih luas,” ungkap Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda, kepada wartawan. 

        Faktor paling utama kekuatan GoPay, menurutnya, memang karena akses dalam ekosistem untuk pembayaran di Gojek (ride-hailing, taksi online, GoFood) dan belanja di Tokopedia. ”Jadi cukup komplit dan tenant (merchant)-nya cukup besar mulai dari UMKM hingga restoran besar,” jelasnya.

        Ke depan, Nailul meyakini, layanan GoPay dan industri dompet digital akan terus berkembang. Terutama karena masih ada ruang pertumbuhan yang besar di daerah non kota besar di Indonesia. ”Memang ada potensi untuk ekspansi ke daerah dengan beberapa perhatian terutama tiga hal; infrastruktur, SDM, dan kebutuhan masyarakatnya,” ujarnya. 

        Hal tersebut sejalan dengan terus tumbuhnya ekonomi digital di Indonesia. ”Saya punya keyakinan bahwa bisnis fintech (Financial Technology, termasuk dompet digital) dan penunjangnya akan menjadi bisnis penopang ekonomi digital,” yakinnya.

        Baca Juga: Demi Gelorakan UMKM, GoTo Gelar Konferensi Maju Digital 2022

        Sebab, apapun layanan digitalnya, pasti membutuhkan fintech, khususnya untuk sistem pembayaran. ”Transaksi digital dan non digital pun bisa dilayani oleh fintech payment,” terusnya.

        Ungkapan Nailul sejalan dengan riset bertajuk “Consistency That Lead: E-Wallet Industry Outlook 2023” yang dilakukan Survei Insight Asia dan dirilis pada 28 November 2022, dimana GoPay unggul dengan angka 71% sebagai dompet digital yang paling banyak digunakan konsumen. Konsisten sejak lebih dari lima tahun terakhir.

        GoPay juga mendapatkan angka 84% dari aspek kepuasan konsumen. Tempat kedua adalah OVO (80%) dan diikuti Dana (75%). 

        Secara umum, menurut riset ini, industri dompet digital semakin menjadi pilihan masyarakat dalam bertransaksi sehari-hari dengan 71% responden aktif menggunakannya untuk berbagai macam pembayaran. Tempat kedua adalah uang tunai (49%) diikuti transfer bank (24%), QRIS (21%), Paylater (18%), kartu debit (17%), dan Virtual Account transfer (16%).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: