Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hapus Cuitan di Twitter Soal Kematian di Ukraina, Bos Komisi Eropa Bulan-bulanan Mantan Presiden Rusia: Bonekanya Amerika!

        Hapus Cuitan di Twitter Soal Kematian di Ukraina, Bos Komisi Eropa Bulan-bulanan Mantan Presiden Rusia: Bonekanya Amerika! Kredit Foto: Reuters/John Thys
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Penyensoran diri dari Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, setelah dia menghapus cuitan yang menyebutkan korban di Ukraina, adalah "memalukan", kata mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Rabu (30/11/2022).

        Seperti dilansir RT, dia menambahkan bahwa penurunan tersebut menunjukkan bahwa blok tersebut hanyalah boneka Amerika Serikat.

        Baca Juga: Kabar Menhan Bikin Putin Girang, Lihat Kemajuan Militer Rusia di Donbass

        "Jelas 'Bibi Ursula' ditampar kepalanya oleh bosnya di Washington," kata Medvedev dalam sebuah posting di VK.

        “Sepertinya sakit juga. Itu terlihat sangat memalukan,” imbuhnya.

        Presiden badan eksekutif Uni Eropa telah mengklaim dalam pidatonya bahwa 100.000 tentara Ukraina tewas dalam pertempuran sejauh ini, bersama dengan 20.000 warga sipil. Namun, segera setelah itu, tweet tentang hal itu di akun von der Leyen menghilang.

        Referensi juga dihapus dari transkrip pidato di situs web Komisi Eropa, dan diedit dari video yang dibagikan Komisi Eropa di media sosial lagi.

        Penyensoran diri kemudian dikonfirmasi, dengan juru bicara Dana Spinant mengatakan jumlah itu merupakan "perkiraan" dari "sumber eksternal" dan merujuk pada semua korban --gabungan mereka yang tewas dan terluka. Spinant juga berterima kasih kepada semua orang yang "menunjukkan ketidakakuratan" dalam pidato asli von der Leyen.

        Medvedev menjabat sebagai presiden Rusia antara 2008 dan 2012, dan kemudian sebagai perdana menteri hingga 2020, ketika ia menerima jabatan wakil ketua Dewan Keamanan Nasional.

        Dia telah menjadi pengkritik keras Barat sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina. Pada hari Selasa, dia mengatakan NATO adalah "entitas kriminal" yang harus bertobat atas kejahatannya terhadap kemanusiaan dan dibubarkan.

        Awal pekan ini, dia berkomentar di akun Telegramnya bahwa "perkawinan" antara UE dan AS menuju perceraian karena "kecurangan ekonomi" Washington.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: