Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Geopolitik Hingga Implementasi Aturan, Kemenkeu Ungkap Sederet Tantangan Penerimaan Pajak

        Geopolitik Hingga Implementasi Aturan, Kemenkeu Ungkap Sederet Tantangan Penerimaan Pajak Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak Menkeu Yon Arsal mengungkap beberapa tantangan terkait penerimaan pajak yang dihadapi Indonesia menuju pemulihan ekonomi 2023.

        Yon Arsal mengatakan, meski sejauh ini kinerja penerimaan pajak menunjukkan tren yang baik, tetapi setidaknya ada tiga tantangan yang dihadapi Dewan Jenderal Pajak (DJP).

        Baca Juga: Outstanding Piutang Negara Sudah Lunas Rp77,14 Miliar, Kemenkeu: Ini Berkat Crash Program!

        Tantangan pertama, kata Yon Arsal, terlihat dari realisasi penerimaan pajak sudah melewati target pada tahun ini. Ia memprediksi, tren positif penerimaan pajak itu tidak akan ditemui tahun depan.

        "Ada beberapa hal yang tentunya tidak akan terulang lagi pada 2023. Ini yang jadi tantangan," papar Yon Arsal dalam Internasional Tax Conference 2022, yang dipantau secara daring, Rabu (7/12/2022).

        Yon menjelaskan kinerja penerimaan pajak yang positif tersebut terjadi sejalan dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19. Kemudian, terdapat pula berkah dari kenaikan harga komoditas global yang masih berlanjut.

        "Selain itu, ada faktor implementasi UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), khusunya dari program pengungkapan sukarela (PPS) yang hanya diadakan pada Januari hingga Juni 2022," katanya.

        Baca Juga: Macam OJK, Pemerintahan Jokowi Siap Inisiasi Pembentukan Otoritas Pengawasan Koperasi

        Yon Arsal melanjutkan, tantangan kedua adalah proyeksi harga berbagai komoditas global yang termoderasi. Ia menyebut penurunan harga akan terjadi pada komoditas energi, mineral, dan perkebunan.

        "Kemudian, tantangan ketiga dalam tax revenue 2023, datang dari isu geopolitik yang serba tidak pasti. Terutama akibat perang Rusia dan Ukraina dan konflik geopolitik China dan Taiwan," jelasnya.

        Baca Juga: Lupa Sama Prabowo, Anies Baswedan Dikuliti Gegara Maju Bareng NasDem: Harusnya Terima Kasih Dulu...

        Yon Arsal mengatakan, ekonomi Indonesia dan beberapa negara di dunia kini tengah menghadapi tantangan yang berat. Ia menilai, tantangan-tantangan itulah yang akan jadi persoalan dalam penerimaan pajak pada 2023.

        Baca Juga: Memulihkan Ekonomi Hingga Buka Lapangan Kerja, Sandiaga Uno: Saya Mikirin Rakyat Sampai Botak!

        "Maka dari itu, kami melakukan reformasi di banyak aspek. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan dan menjaga keberlanjutan penerimaan di masa depan," pungkas Yon Arsal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: