Mahfud MD Disebut Bisa Jadi Cawapresnya Anies, Pengamat Bongkar Plus Minus: Memang Bagus, Tapi Mereka Berdua...
Menko Polhukam Mahfud MD dinilai memiliki kapasitas cukup mumpuni sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Baswedan. Hal ini diungkap oleh Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin yang memaparkan kelebihan dan kekurangan Mahfud MD.
"Beliau salah satu tokoh yang bagus. Dia juga berhasil mengawal kasus pembunuhan berencana Irjen Ferdy Sambo," ujar Ujang kepada GenPI.co, Jumat (9/12/2022).
Baca Juga: Dinilai Bagus Jadi Cawapres, Mahfud MD Cocok Berpasangan dengan Anies Baswedan?
Dengan begitu, Mahfud MD bisa menjadi salah satu tokoh yang diperhitungkan masuk dalam gelanggang Pilpres 2024. Meski demikian, dirinya menduga masih banyak tokoh lain yang bisa menyaingi mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.
"Sepertinya rakyat sudah beralih kepada figur lain pada 2024. Mahfud MD harus bisa membangun citra dan elektabilitas jika mau maju dalam Pilpres 2024," jelas dia.
Baca Juga: Soal Pilpres, Pengamat Sebut Mahfud MD Sudah Kehilangan Momentum: Jadi Cawapres Saja Berat!
Dirinya juga menilai Mahfud MD punya peluang menjadi cawapres dari Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Akan tetapi, hal tersebut sangat bergantung kepada keputusan PKS dan Partai Demokrat," tegas dia.
Ujang menduga dua parpol tersebut juga ingin mengusung kader terbaiknya karena memiliki tiket dan kendaraan politik.
"Meskipun kedua parpol tersebut akan mencalonkan figur lain, saya melihat bukan Mahfud MD orangnya," jelasnya.
Baca Juga: Minta Tetap Kritis, Mahfud MD Sebut Buruh Punya Hak Melawan Ketertindasan
Sebab, Anies membutuhkan orang yang bisa menarik pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), bisa mengeruk pasar ibu-ibu, dan anak muda.
"Kapasitas Mahfud MD sebagai cawapres ada dan memang bagus. Dia bisa berpasangan dengan Anies sebagai pasangan tokoh intelektual," ungkap Ujang.
Baca Juga: Jadi Menteri Jokowi, Alasan Pendukung Anies Tak Pilih Mahfud MD
Akan tetapi, pasangan tersebut memiliki kekurangan, yakni memiliki basis massa menengah ke atas yang sama.
"Akan tetapi massa akar rumputnya kurang. Mereka berdua juga tidak punya partai sehingga parpol tidak akan bersemangat untuk mengusung dua tokoh tersebut," tutur dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: