Minyak sawit merupakan komoditas minyak nabati dunia yang sarat akan kebaikan dan manfaat. Secara global, produsen minyak sawit utama di dunia, yakni Indonesia dan Malaysia, telah berkontribusi sebesar 85% dalam pemenuhan kebutuhan minyak sawit dunia. Tidak hanya itu, melansir The Edge Market, setidaknya terdapat lima fakta sawit lainnya yang layak untuk disorot.
Pertama, berkaitan dengan keberlanjutan. Sertifikasi keberlanjutan di Indonesia dibuktikan dengan adanya kepemilikan sertifikat wajib bagi pelaku usaha industri perkebunan sawit yang dinamakan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), sedangkan di Malaysia disebut dengan Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO). Hingga saat ini, luas total perkebunan sawit sudah bersertifikasi ISPO mencapai 5,8 juta hektare atau setara dengan 35,40% dari potensi 16,38 juta hektare yang ada. Dalam rangka mendorong sertifikasi ISPO tersebut, pemerintah pun men-deadline pekebun sawit agar mengantongi ISPO per 2025.
Baca Juga: Lindungi Buruh Sawit, Serikat Buruh dan LSM Bentuk Naskah RUU
Kedua, berkaitan dengan efisiensi kelapa sawit. Untuk konteksnya, hasil per hektare perkebunan minyak sawit dan minyak inti sawit per hektare mencapai 3-4 ton. Sementara itu, bunga matahari menghasilkan minyak 78% lebih sedikit; rapeseed 77,66% lebih sedikit; dan kedelai 87% lebih sedikit. Minyak sawit menggunakan sekitar 0,6% lahan pertanian dunia untuk menghasilkan 35,5% produksi minyak global. Hal ini jelas menunjukkan bahwa alternatif minyak nabati lain tidak mendekati efisiensi minyak sawit dalam memproduksi minyak.
Ketiga, kelapa sawit merupakan tanaman tahunan. Oleh karena itu, tidak perlu ditanam kembali setiap tahun. Artinya, sekali ditanam, kelapa sawit dapat dipanen berkali-kali selama masa ekonomisnya, yaitu 25-30 tahun. Hal yang sama tidak berlaku untuk sumber minyak nabati lainnya, seperti jagung, kedelai, dan kanola yang perlu ditanam kembali setiap tahun. Selain itu, tanaman tahunan seperti kelapa sawit sering dikaitkan dengan manfaat tambahan mencegah erosi tanah disebabkan sistem akarnya yang luas serta mengurangi penggunaan air dan pestisida.
Keempat, berkaitan dengan sektor ketenagakerjaan. Di Indonesia, sektor industri kelapa sawit merupakan sumber pendapatan utama bagi lebih dari 4 juta tenaga kerja langsung dan lebih dari 12 juta tenaga kerja tidak langsung. Sementara di Malaysia, sektor sawit menjadi sumber pendapatan utama bagi lebih dari 2 juta orang, termasuk lebih dari 400 ribu keluarga kecil. Industri ini juga menyumbang RM45 miliar terhadap PDB negara (3,2%), dan RM108,5 miliar untuk ekspor Malaysia.
Kelima, berkaitan dengan kesehatan. Minyak sawit merupakan minyak yang bebas dari lemak trans dan kolesterol, dan disebut oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai minyak nabati yang sehat dan bergizi. Minyak sawit juga sarat akan kebaikan, seperti vitamin E. Bahkan, minyak sawit merah kaya akan Provitamin A Karotenoid yang baik untuk kesehatan tubuh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: