Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tekan Inflasi, Kelompok Petani Diajak Kembangkan Urban Farming

        Tekan Inflasi, Kelompok Petani Diajak Kembangkan Urban Farming Kredit Foto: Pemkot Malang
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemkot Malang berusaha menekan terjadinya inflasi di daerahnya. Salah satu caranya dengan menyerahkan berbagai bantuan kepada kelompok tani di Pertanaman Padi Kelompok Tani Mukti V, Kelurahan Bakalan Krajan, Selasa (13/12).

        Wali Kota Sutiaji mengatakan kegiatan ini juga mendukung arahan dari Presiden Joko Widodo. Dalam hal ini terkait pemberian bantuan tersebut untuk menghadapi terjadinya inflasi dengan menggerakkan menanam tanaman yang cepat panen.

        Pemkot Malang juga konsentrasi memberdayakan warga untuk bercocok tanam sistem urban farming. Dengan lahan terbatas, masyarakat bisa menanam tanaman untuk kebutuhan keluarga.

        “Tujuannya untuk ketahanan pangan keluarga,” ujar Sutiaji.Ia berharap, warga yang menerima berbagai bantuan dari pemerintah agar memaksimalkan dalam bercocok tanam. Dengan demikian apa yang diberikan oleh pemerintah bisa memberikan manfaat untuk kebutuhan pangan keluarga.

        Dia juga berharap dengan sistem urban farming ini, lahan pertanian saat ini tidak berubah fungsi. “Lahan pertanian ya tetap lahan pertanian,”tegasnya. Untuk itu, Pemkot Malang saat ini mengusulkan adanya lahan sawah dilindungi (LSD).

        Bahkan dia menilai perlu ada kebijakan insentif dan disinsentif. Insentifnya adalah memberikan bantuan kepada petani. Bantuan tersebut bisa berupa bibit, pupuk, dan lain sebagainya.

        Baca Juga: Tingkatkan Nilai Tambah Produk Pertanian, Pemerintah Dorong Penerapan Smart Farming

        Dispangtan Kota Malang juga melakukan sampling ubinan tanah per hektar. Tujuannya untuk mengetahui hasil panen jika ditanam padi. “Dari samping tadi, diketahui dari 1 hektar lahan dapat menghasilkan 1,5 ton. Berarti ada 55 juta dibagi empat bulan, maka terlihat kesejahteraan petani masih memprihatinkan,” katanya.

        Oleh karena itu, sambungnya, harus ada inovasi untuk mendorong petani di Kota Malang agar memiliki penghasilan dengan memanfaatkan lahan yang ada. Misalnya, jika masih ada lahan tersisa bisa dibuat untuk ternak ayam, budidaya ikan, dan lainnya.

        “Lahan pertanian di Kota Malang saat ini tinggal 804 hektar di lima kecamatan. Di Kecamatan Sukun ada 157 hektar dan Kelurahan Bakalan Krajan ada 42 hektar,”pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: