Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jadi King Maker untuk Anies Baswedan, Surya Paloh 'Diuji' dengan Pilihan Berat!

        Jadi King Maker untuk Anies Baswedan, Surya Paloh 'Diuji' dengan Pilihan Berat! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa pencapresan terkait Pilpres 2024 terus menjadi pembahasan di tengah publik. Mengenai perkembangan yang ada, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh disebut menjadi King Maker setelah dengan berani mengusung calon presiden (capres) paling awal, yakni Anies Baswedan. Kini, partainya dihadapkan dengan pilihan, harus keluar dari pemerintahan Presiden Joko Widodo atau bertahan.

        "Dilema yang dihadapi oleh Surya Paloh adalah dia kuat di suara yang beroposisi dengan Jokowi tapi ia masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi," kata Peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari, Selasa (20/12/2022).

        Baca Juga: Sudah Pegang Anies Baswedan, NasDem Berpotensi Hempaskan Gerindra dan Golkar, Ini Syaratnya!

        Fitri menuturkan, masyarakat yang merasa puas terhadap kinerja Jokowi sebesar 74,2 persen. Di antara kalangan pemilih 32 persen memilih Ganjar, 23,1 memilih Prabowo dan 12,3 persen memilih Anies Baswedan.

        "Di antara kandidat ini yang merasa puas dengan kinerja Jokowi, maka Ganjar Pranowo menang," kata Fitri.

        "Sedangkan di kalangan pemilih yang tidak puas dengan kinerja Jokowi, Anies yang menang," lanjut Fitri.

        Baca Juga: NasDem Sudah Sungguh-sungguh Soal Anies Baswedan, PKS dan Demokrat Ngaku Sudah 90 Persen, Zulfan Lindan: Masa Nggak Naik-naik…

        Fitri kemudian menyebutkan, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi ada sekitar 23,8 persen pada kalangan ini. Pemilih ini paling tinggai memilih Anies sebagai calon presiden 35,6 persen, Prabowo 27,0 persen, dan Ganjar 8,5 persen.

        "Dari dua data ini kami simpulkan, dilema yang dihadapi Surya Paloh adalah dia kuat di suara yang beroposisi dengan Jokowi tapi ia masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi," ungkapnya.

        Seperti diketahui bersama, di pemerintahan Jokowi ini ada tiga kementerian yang diduduki oleh Partai Nasdem, yakni Kementerian Pertanian, Kementerian komunikasi, dan Kementerian lingkungan hidup.

        "Jadi dengan posisi dan situasi yang seperti itu Surya Paloh dilema, pertama dia kuat di oposisi Jokowi tetapi saat ini terhitung masih menjadi bagian pemerintahan Jokowi, dan kedua terkait dengan Partai Nasdem, harus memilih apakah tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan," tuturnya.

        Baca Juga: Kecurigaan Gatot Nurmantyo Nggak Main-main Soal Jokowi Tiga Periode: Ada Orang Dekat Presiden yang Jadi Pengkhianat!

        Selanjutnya, Surya Paloh juga dilemma apakah Anies Baswedan harus membawa isu perubahan atau cenderung membawa isu penerus Jokowi. Oleh karenanya dilemanya adalah apakah Nasdem tetap di pemerintahan atau keluar, karena terkait dengan isu yang dibawa capresnya.

        Baca Juga: Tukang Becak Ambil Sembako di Acara Relawan Ganjar Pranowo Tapi Malah Blak-blakan Dukung Anies Baswedan, Refly Harun Ngakak: Ini Pelajaran!

        Selanjutnya, Fitri mengidentifikasi dilemma Surya Paloh yakni terkait posisi partai Nasdem dalam menjalin koalisi. Apakah Nasdem akan menampung partai-partai oposisi seperti demokrat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)  menjadi cawapres untuk Anies atau memoderatkan diri atau bergabung dengan KIB, dengan opsinya Airlangga menjadi cawapres untuk Anies.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: