Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gerakan Penundaan Pemilu Makin Masif Dilakukan, Analisis Rocky Gerung Tajam: Untuk Menghalangi Anies Baswedan!

        Gerakan Penundaan Pemilu Makin Masif Dilakukan, Analisis Rocky Gerung Tajam: Untuk Menghalangi Anies Baswedan! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Ketua DPD LaNyalla Mattalitti bergabuing dalam barisan elite yang menyuarakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Untuk diketahui, sebelumnya relawan Jokowi dan Ketua Partai Koalisi Pemerintah juga menyuarakan hal serupa.

        Mengenai terus menerusnya wacana perpanjangan kekuasaan yang membuat gaduh publik ini, Pengamat Politik Rocky Gerung angkat suara. Rocky mengaku mendengar di daerah-daerah sosialisasi penundaan pemilu sedang berlangsung.

        Baca Juga: Waduh Gawat! Anak Buah Megawati Cium Manuver Gerakan Nusantara Bersatu Relawan Jokowi: Ingin Menggalang Kekuatan untuk Menekan…

        “Saya monitor di beberapa tempat dan teman-teman di daerah mengatakan bahwa ada sosialisasi penundaan oleh tokoh politik besar, termasuk para rektor dan pakar hukum tata negara (HTN) yang mulai dibujuk untuk menyiapkan dalil hukumnya bila harus ditunda,” ujar Rocky melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official yang juga bersama Hersubeno Arief dari Forum News Network (FNN), dikutip Minggu (25/12/22).

        Baca Juga: NasDem Sudah Sungguh-sungguh Soal Anies Baswedan, PKS dan Demokrat Ngaku Sudah 90 Persen, Zulfan Lindan: Masa Nggak Naik-naik…

        Segala macam bentuk usaha menunda pemilu baik lewat pernyataan elite ataupun pergerakan di daerah menurut Rocky untuk membendung kandidat lain yang saat ini direpresntasikan kontra kekuasaan.

        Sosok tersebut adala Bacapres Partai NasDem yakni, Anies Baswedan.

        Baca Juga: Heboh Luhut Nggak Suka OTT KPK, Rocky Gerung Blak-blakan Kerangka Penanganan Korupsi: Pertama, Berdoa…

        “Kita akan lihat hari-hari ini kasak kusuk di daerah dipersiapkan bagaimana nati ada seminar dibuat pentingnya penundaan segala macam tapi rakyat menganggap itu hanya untuk menghalangi Anies Baswedan. Jadi itu bahayanya Anies Baswedan dijadikan alasan untuk melanggar konstitusi,” tambahnya.

        Hal ini Rocky ungkap karena pada dasarnya tak ada alasan lain yang mendesak untuk melakukan penundaan pemilu. Apalagi menurut Rocky, selama ini Jokowi dan kubu pemerintah selalu mengklaim keberhasilan dalam berbagai sektor.

        “Apa karena ekonomi buruk? Bukan kah Presiden Jokowi bilang sendiri Indonesia jauh di atas negara lain di Asia, jadi apa masalahnya? Apa karena masih ada Ukraina segala macam ketegangan itu? kelihatanya memasuki musim dingin mereda, jadi apa intinya? masih ada covid? Jokowi sendiri bilang kita sudah berhasil menangani Covid, luar negeri PBB sendiri mengacungkan jempol pada kita. Jadi nggak ada satupun alasan untuk menunda pemilu,” ujar Rocky.

        Baca Juga: Kali Ini Nggak Ngurusin Masalah 'Ijazah Palsu' Jokowi, Eggi Sudjana: Dibandingkan Capres Lain, Anies Baswedan Adalah yang Terbaik! Tetapi…

        “Satu-satunya alasan adalah persaingan politik hari ini tidak mungkin dimenangkan oleh calon yang diajukan presiden terutama Ganjar Pranowo,” jelas Rocky.

        Menurut Rocky, Jokowi ingin memastikan kemanannnya setelah tak lagi punya kekuasaan ketika tampuk kepemipinan beralih ke orang lain.

        Baca Juga: Partai Ummat Tak Lolos Jadi Peserta Pemilu, Amien Rais Nggak Main-main Sampai Singgung Rezim: Kalau Tidak Senang Dibasmi!

        Jokowi meski punya seorang Ganjar menurut Rocky tak yakin bisa memenangkan Pilpres 2024.

        “Sebetulnya yang jadi masalah Pak Jokowi nggak punya kader untuk menjaga dia nanti, itu masalahnya sehingga mesti ditunda, jadi alasan pertama adalah kepentingan rezim itu sendiri,” ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: