Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ada Ganjar Pranowo dan Puan Maharani, Megawati Dinilai Tak Usah Maju Jadi Next Jokowi: Gak Bagus...

        Ada Ganjar Pranowo dan Puan Maharani, Megawati Dinilai Tak Usah Maju Jadi Next Jokowi: Gak Bagus... Kredit Foto: Tangkap Layar/YouTube Arsip Nasional RI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pakar Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip, Dr Teguh Yuwono menyorot tajam isu Megawati Soekarnoputri maju di Pilpres 2024.

        Dirinya keheranan dengan hal tersebut dan mengatakan ketua umum dari partai wong cilik itu tak cocok menjadi presiden kembali.

        Baca Juga: Resmikan Bendungan Sadawarna, Jokowi Yakin Produksi Lumbung Pangan Jabar Meningkat Tajam

        Menurutnya, era ini bukanlah era dari Megawati, dirinya menyatakan bahwa beliau sudah menjadi tokoh bangsa.

        “Beliau itu kan tokoh bangsa, saya kira sudah tidak waktunya lagi beliau itu harus ‘turun gunung’ dan maju pada pilpres 2024 nanti,” kata Teguh menanggapi munculnya wacana Megawati Soekarnoputri ‘turun gunung’ pada pilpres 2024 nanti, dalam keterangannya, Selasa (27/12/2022).

        Selain sudah tidak waktunya lagi, kata Teguh, turun gunungnya Megawati Soekarnoputri di ajang Pemilu 2024 justru akan menurunkan kewibawaannya sebagai ibu bangsa dan sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia.

        Teguh Yuwono mengatakan, jika Megawati maju dalam bursa capres Pemilu 2024 itu pun akan terjadi karena suatu sebab mungkin karena suasana ‘mentok’ di internal PDIP. “Apapun itu, saya kira tidak bagus untuk regenerasi dan demokratisasi ke depan,” tegasnya.

        Baca Juga: Suka Kode-kodean, Tanda Megawati Berujung Inovasi Jokowi: Kalau Sembarangan Meludah, Bisa Membakar!

        Ia juga tidak menafikan tren munculnya pemimpin senior di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Rusia bahkan juga Malaysia. Namun ia mengkhawatirkan jika terjadi di Indonesia akan berdampak kurang baik terhadap regenerasi dan demokrasi.

        Sebab akan muncul pernyataan-pernyataan yang kurang pas. Bukan tidak mungkin nanti akan ada pertanyaan-pertanyaan, kalau begitu Susilo Bambang Yudhoyono bisa maju lagi, Amien Rais maju lagi dan tokoh-tokoh senior lain juga muncul ke permukaan.

        Sementara pascaera Jokowi, banyak tokoh-tokoh muda, ada Ridwan Kamil, ada Puan, ada Ganjar dan sebagainya.

        Baca Juga: Sibuk Pertanyakan Isu Reshuffle Jokowi, NasDem Cs Malah Disindir Tajam: Duduk, Diam dan Terima Saja!

        “Maka, tinggal bagaimana sekarang mendinamisasi proses- proses itu sehingga akan mengerucut pada tokoh-tokoh yang memang diharapkan masyarakat berdasarkan survei dan kecenderungan di dalam partai politik,” jelasnya.

        Oleh karena itu, Teguh berharap dinamika yang berkembang di PDIP sebagai partai yang bisa mengusung sendiri capores dan cawapresnya dikelola dengan baik.

        Sehingga proses penjaringan calon bisa mengerucut. “Pokoknya, selama belum ada keputusan, spekulasi akan terus ada dan akan terus berkembang,” ujar dia.

        Berbeda dengan Teguh, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto berpendapat wacana yang berkembang tidak bisa diatur-atur dan dilarang. Bagi semua kader dan fungsionaris di PDIP tidak ada kata lain kecuali bersikap tegak lurus pada keputusan ketua umum.

        Baca Juga: PDIP Dapat 'Durian Runtuh' Jika Jokowi Reshuffle Menteri Nasdem, Pengamat: Satu Kursi Lagi...

        “Bagi kami para kader dan fungsionaris sesuai keputusan kongres tentang siapa yang akan diusung sebagai capres dan cawapres PDIP adalah hak prerogatif  ketua umum,” ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: