- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Meski Kondisi Global Menantang, Bos Bursa Pamer Kalau Pasar Modal Indonesia Tetap Mentereng
Pasar modal Indonesia masih berhasil menorehkan beberapa pencapaian yang positif meskipun dihadapkan oleh sejumlah tantangan global. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, dalam acara Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, di Jakarta, Kamis (29/12/2022).
Ia mengutarakan bahwa aktivitas pasar modal sepanjang tahun 2022 bertumbuh secara positif. Hal ini tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mencapai level 6.850,52 pada tanggal 28 Desember 2022 meningkat 4,09 persen dari posisi 30 Desember 2021.
Baca Juga: Dibagi Dua Tahap, Bursa Sebut Papan Pemantauan Khusus untuk Meningkatkan Perlindungan Investor
“Pertumbuhan IHSG tersebut bahkan sempat menembus rekor baru, yakni pada level 7.318,016 pada 13 September 2022. Sementara itu, kapitalisasi pasar pada 28 Desember 2022 mencapai Rp9.509 triliun atau naik 15,2 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 yakni Rp8.256 triliun, dan juga sempat menembus rekor baru sebesar Rp9.600 triliun pada 27 Desember 2022,” ujar Iman.
Sementara itu, lanjut Iman, aktivitas perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu. Rata – Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat Rp14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu yakni Rp13,4 triliun. Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir tahun 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir.
“Pertumbuhan juga tercermin pada rata – rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun lalu,” jelasnya.
Menurut Iman, di tahun 2022, minat perusahaan untuk memobilisasi dana jangka panjang melalui pasar modal juga masih terus meningkat. Hingga 28 Desember 2022, telah terdapat 59 perusahaan tercatat yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga sebanyak 825 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI. Total fund-raised IPO saham mencapai Rp33,06 triliun.
“Pencapaian ini merupakan yang tertinggi sejak swastanisasi Bursa Efek pada tahun 1992. Selain itu, pencapaian ini juga merupakan IPO terbanyak di Kawasan ASEAN selama 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2019,” tambahnya.
Baca Juga: Kembangkan Perdagangan Karbon, BEI Kolaborasi dengan IDCTA
Pencapaian positif turut tercermin dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 28 Desember 2022 telah meningkat 37,5 persen menjadi 10,3 juta investor dari sebelumnya 7,48 juta investor per akhir Desember 2021. Jumlah ini meningkat hampir 9 kali lipat dibandingkan tahun 2017. Selain itu, lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel juga turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 44,9 persen.
“Peningkatan jumlah investor juga merupakan hasil dari upaya BEI dan stakeholders dalam melakukan sosialisasi, edukasi, serta literasi kepada masyarakat. Hingga 28 Desember 2022, di seluruh Indonesia telah berlangsung 11.253 kegiatan edukasi, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 1,7 juta orang. Dari seluruh kegiatan tersebut, lebih dari 74 persen kegiatan dilakukan secara daring, begitu juga aktivitas sosialisasi kepada stakeholders lainnya,” terang Iman.
Sepanjang tahun 2022, BEI tercatat telah meluncurkan sejumlah produk dan layanan baru, sepeprti Notasi Khusus “N” yakni Notasi Khusus untuk perusahaan tercatat yang menerapkan saham dengan hak suara multipel pada akhir Januari 2022.
Lalu, integrasi e-Registration dengan Sistem Pengelolaan Rekening Terintegrasi (SPRINT) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Februari 2022. Kemudian, penutupan kode domisili investor pada Juni 2022, produk baru sebagai tambahan alternatif produk investasi bagi investor yakni Waran Terstruktur pada 19 September 2022.
Baca Juga: KADIN dan BEI Tandatangani Nota Kesepahaman, Dorong Investasi Pasar Modal dan IPO untuk Pelaku Usaha
BEI juga meluncurkan Indeks IDX Sharia Growth pada Oktober 2022, Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders pada November 2022, ESG Scoring pada Perusahaan Tercatat, dan Papan Pencatatan baru yakni Papan Utama - Ekonomi Baru.
“Papan pencatatan ini memiliki sejumlah persyaratan seperti menggunakan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya.
Iman mengungkap jika BEI juga meluncurkan Papan Utama – Ekonomi Baru ini disertai dengan peluncuran Notasi Khusus baru untuk mengidentifikasi perusahaan yang masuk ke dalam papan tersebut yakni Notasi Khusus “I” dan “K”.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri