Mencekam! Panda Ceritakan Momen Opung Luhut 'Ancam' Elite Megawati: Aku Sudah Biasa Ngabisin Orang!
Politisi senior PDI-P Panda Nababan memebeberkan momen menengangkan antara Luhut Binsar Pandjaitan dan Adian Napitupulu yang ia sampaikan di Kanal Youtube Total Politik.
Kejadian ini sekitar setahun yang lalu ketika masa pandemi COVID-19 di Hotel Grand Hyatt.
Ketegangan antara mantan aktivis 98 dengan mantan Danjen Kopassus ini terjadi saat Luhut yang baru pulang dari Tiongkok mengundang Adian untuk membicarakan masalah pembebasan tanah eks Cendana di daerah Bogor.
Saat itu Adian menganggap Menteri Pertanahan Sofyan Djalil tidak tegas dalam menindak pembebasan lahan milik keluarga Cendana itu. Adian meminta Luhut untuk menegur Sofyan Djalil.
Luhut yang saat itu ditemani Panda tiba-tiba meminta agar keduanya tidak memberikan pikiran berat kepada presiden.
Di tengah diskusi tentang lahan, kata Panda, Adian merespons dengan mengatakan dirinya tidak pernah memberikan persoalan berat kepada presiden.
Sementara Luhut tetap ngotot agar Panda dan Adian jangan memberi masalah ke presiden karena itu sangat menyusahkan.
Luhut juga meminta kepada Panda dan Adian agar tidak memanggil Presiden Jokowi dengan sebutan “Mas”.
“Saya saja ke Presiden tuh panggilnya “Pak” Presiden, kalau kalian kan seenak kalian, mas mas lah, apa lah,” kata Panda menirukan gaya bicara Luhut.
Pertemuan itu berubah menjadi tegang. Adian terus membantah kalau dirinya sering memberikan masalah berat ke presiden.
“Kau dengar dong aku ngomong, kau ku nasehati,” kata Luhut saat itu.
Kemudian Adian meminta Luhut untuk tidak perlu menasehatinya. Mendengar hal itu Luhut mengeluarkan kata-kata bernada ancaman.
“Kamu jangan ngelawan aku, ya. Aku sudah biasa ngabisin orang,” ancam Luhut.
Adian menjawab dengan nada tinggi. “Memang kenapa rupanya? Mau habisi aku? Aku juga sudah biasa diancam dengan kematian,” tegas Adian.
Melihat suasana yang semakin panas, Panda berupaya meleraikan keduanya. Ia meminta agar tidak usah bertengkar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto