Harusnya Terpilih di Hari Pertama, Ini Penyebab Amerika Gagal Punya Ketua DPR Baru
Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat tak kunjung berhasil memilih ketua, meski sudah tiga hari bersidang. Ketidakmampuan itu bisa membahayakan keamanan nasional Negeri Paman Sam.
Setelah 11 putaran pemilihan hingga Kamis (5/1/2023) malam waktu Washington atau kemarin pagi WIB, Ketua DPR AS belum terpilih. Terakhir kali, DPR AS mengaami ini pada 164 tahun lalu. Kala itu, tepatnya tahun 1923, DPR butuh tiga hari hingga akhirnya bisa memilih Frederick H Gillett sebagai ketua.
Baca Juga: Republik Kepecah Belah, Trump Diusulkan Maju Ketua DPR Amerika
Sebagai pemegang hak suara mayoritas di DPR sebanyak 222 kursi, Partai Republik hanya perlu memberikan 218 suaranya untuk Kevin McCarthy yang dicalonkan Republik menjadi Ketua DPR.
Sayang, 20 anggota sayap kanan Partai Republik (yang sangat konservatif) kembali memblokir Ketua Partai Republik di DPR. Pria yg sudah 16 tahun menjadi anggota kongres itu, dinilai tidak cukup terikat pada tujuan-tujuan konservatif.
Sebanyak 201 anggota Partai Republik mendukungnya pada pemungutan suara kesepuluh dan kesebelas. Jumlah yang sama dimilikinya dari total delapan putaran pemungutan suara yang dilaksanakan Selasa (3/1) dan Rabu (4/1).
Perolehan suara itu tidak berubah meski McCarthy menawarkan konsesi baru kepada 20 anggota itu. Mereka yang berseberangan justru mencalonkan Byron Donalds, anggota DPR asal Florida sebagai Ketua DPR AS.
Meski berkali-kali ditolak, McCarthy tidak memberikan indikasi akan mundur dari proses pemungutan suara untuk menjadi ketua DPR, lini kedua garis suksesi kepresidenan AS.
McCarthy mengatakan, ada sedikit negosiasi. Namun, dia tidak menentukan kapan mendapatkan dukungan 218 suara.
“Jika ini memakan waktu sedikit lebih lama dan tidak memenuhi tenggat waktu Anda, tidak apa-apa,” katanya kepada wartawan, dikutip CNN, kemarin.
Partai Republik menguasai kursi mayoritas tipis 222-212 atas Partai Demokrat, dengan satu posisi kosong yang ada saat ini.
Tidak adanya Ketua DPR AS, maka perwakilan yang telah terpilih pada November lalu tidak bisa menduduki jabatan mereka, karena belum dilantik Ketua DPR.
Dengan demikian, Partai Republik juga belum dapat membentuk komite-komite di DPR, untuk mulai membahas undang-undang. Sehingga pemerintahan Joe Biden berjalan tanpa pengawasan DPR.
“Yang paling ekstrem, kebuntuan itu juga berarti Kongres saat ini tidak dalam posisi mengesahkan atau menghentikan perang,” kata staf dan pakar kepada CNN.
Brian Fitzpatrick, Republikan Pennsylvania yang merupakan anggota Komite Intelijen DPR, juga prihatin tentang implikasi kebuntuan tersebut terhadap kondisi keamanan nasional.
“Ini buruk. Ini benar-benar buruk,” kata Fitzpatrick. Menurutnya, sepertiga dari pemerintah sedang offline sekarang. “Ini sangat berbahaya,” katanya.
Kebuntuan ini dikomentari Presiden AS Joe Biden. “Ini bukan hal yang baik. Sangat memalukan, karena ini memakan waktu terlalu lama (pemilihan ketua DPR),” cetus Biden.
Selain McCarthy, opsi lain dalam pencalonan Ketua DPR adalah Hakeem Jeffries yang berasal dari Partai Demokrat. Hakeem sudah mengantongi suara Demokrat secara bulat, 212 suara. Dia hanya perlu lima tambahan suara dari Republikan, meski ini juga sama mustahilnya.
Dengan kondisi itu, sepertinya rakyat AS masih akan menunggu hasil pemilihan ketua DPR hingga beberapa hari ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: