Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perlambatan Ekonomi Sebabkan Harga Minyak Mentah Dunia Negatif pada 2023

        Perlambatan Ekonomi Sebabkan Harga Minyak Mentah Dunia Negatif pada 2023 Kredit Foto: ICDX
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan perlambatan ekonomi global yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2023 diprediksi akan membuat harga minyak mentah dunia mengalami koreksi.

        "Perlambatan ekonomi global yang begitu fantastis di 2023 yang akan menyasar Eropa, Inggris, Amerika, dan sebagian wilayah Asia yang membuat permintaan dari beberapa komoditas juga mengalami penurunan terutama permintaan yang berbau minyak mentah," ujar Ibrahim saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Selasa (10/1/2023). 

        Ibrahim mengatakan dua negara dengan ekonomi besar di Asia seperti India dan Tiongkok juga kemungkinan besar akan mengurangi permintaan akan minyak mentah.

        Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun, PKS Desak Jokowi Turunkan Harga BBM Bersubsidi: Tidak Ada Alasan Lagi untuk Mempertahankan Harga!

        Di sisi lain, negara anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (Opec) sudah menurunkan harga dan memberikan diskon akibat Rusia yang saat ini telah memberikan potongan harga minyak kepada Tiongkok dan India. 

        "Dengan harga diskon sehingga negara Opec juga melakukan diskon besar-besaran dengan tujuan agar minyak dari negara anggota Opec ini bisa diterima di pasar, ini akibat dari sanksi ekonomi yang diterapkan oleh Amerika, Eropa, dan Inggris," ujarnya. 

        Selain itu, negara Opec juga menurunkan harga dan menurunkan kuota produksi dengan tujuan untuk mengangkat harga, tetapi kenyataannya harga minyak pun condong mengalami suatu penurunan.

        "Bahkan saat ini harga minyak mentah yang WTI di 74,55 dolar AS per barel, walaupun sebenarnya indeks dolar mengalami pelemahan akibat data ekonomi Amerika terutama tenaga kerja yang mengalami penyusutan dan ada indikasi bahwa Bank Sentral AS di 1 persen, ini yang membuat harga minyak bumi jatuh," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: