Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tingkat Inflasi Capai 5,51%, Mirae Asset Sekuritas Prediksi Bank Indonesia akan Kembali Naikkan Suku Bunga

        Tingkat Inflasi Capai 5,51%, Mirae Asset Sekuritas Prediksi Bank Indonesia akan Kembali Naikkan Suku Bunga Kredit Foto: Yohanna Valerie Immanuella
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berdasarkan data inflasi Bank Indonesia (BI), pada Desember 2022, Indonesia mengalami inflasi sebesar 5,51%. Oleh sebab itu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi bahwa bank sentral tersebut akan kembali meningkatkan suku bunga.

        Senior Investment Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyampaikan bahwa ada kemungkinan BI akan melakukan peningkatan suku bunga pada Januari 2023. Hal tersebut dilakukan untuk mengembalikan tingkat inflasi sesuai target BI.

        Baca Juga: BI Diprediksi Kembali Naikkan Suku Bunga Acuannya Besok, Segini Besarannya...

        “Peningkatan suku bunga acuan masih terus dilakukan oleh BI. Tapi, masih di batas 25 bps saja. Hal itu tentunya untuk menekan tingkat inflasi sehingga bisa berada di kisaran 2–4% sesuai target BI,” jelas Nafan dalam Media Day bertajuk “How to Read Market Direction at the Beginning of the Year", Selasa, 10 Januari 2023. 

        Baca Juga: Lebih Rendah, BI Hanya Naikkan Suku Bunga Acuan 25 bps jadi 5,50%

        Sebelumnya, BI tercatat sudah pernah melakukan kenaikan suku bunga pada Desember 2022. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, diputuskan bahwa BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 5,50%; suku bunga Deposit Facility dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 4,75%; dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25%.

        Sementara itu, apabila dibandingkan dengan negara-negara lain, terlebih negara di Eropa yang terdampak langsung perang Rusia-Ukraina, sebenarnya Indonesia masih menunjukkan performa yang impresif. Pada kuartal ketiga tahun 2022, perekonomian Indonesia melaporkan kinerja yang solid dengan pertumbuhan PDB mencapai 5,72% secara year-on-year alias lebih tinggi dari perkiraan.

        Indonesia sanggup mencapai PDB tersebut karena didorong oleh pemulihan ekonomi pascapandemi. Selain itu, pertumbuhan ekspor juga menguat pada kuartal ketiga tahun 2022 menjadi 21,64% karena lebih tingginya harga komoditas, terutama batu bara.

        Baca Juga: Jadi Penopang PDB Nasional, Kemenperin Minta Anggaran Sektor Industri Ditambah

        Kendati demikian, menurut Nafan, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan laju yang lebih lambat di tahun 2023. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari adanya ancaman resesi global dan pengetatan moneter. Akan tetapi, konsumsi rumah tangga diperkirakan akan melambung pada kuartal kedua tahun 2023 karena adanya bulan suci Ramadhan (Maret) dan Idulfitri (April).

        Baca Juga: Cegah Inflasi, Resesi Hingga Krisis Utang, Sri Mulyani: Saya Jaga APBN, Bankir Jaga Perbankan!

        Inflasi Indonesia diproyeksikan akan melandai menjadi 3,65% pada tahun 2023 dan 3,45% pada tahun 2024. Sementara itu, nilai tukar rupiah diproyeksikan akan berada di kisaran Rp14.855 di akhir tahun 2023,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
        Editor: Yohanna Valerie Immanuella

        Bagikan Artikel: