Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demokrat Tolak Pemilu Proporsional Tertutup, AHY: Bukan Sedang Membeli Kucing dalam Karung!

        Demokrat Tolak Pemilu Proporsional Tertutup, AHY: Bukan Sedang Membeli Kucing dalam Karung! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti upaya mengembalikan sistem pemilu proporsional tertutup dari sistem yang sifatnya proporsional terbuka.

        Diketahui delapan partai parlemen telah menolak wacana proposional tertutup. Hanya PDIP yang mendukung.

        “Kami sepakat bahwa harus kita tolak segala upaya dan wacana untuk mengembalikan sistem pemilu menjadi proporsional tertutup,” ucapnya, Kamis, (12/1/2023).

        Baca Juga: Penolakan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Bukan Soal ‘Beda Aliran’ dengan PDIP, Tapi Untuk Menyelamatkan Demokrasi

        Dia menegaskan, Partai Demokrat sejak awal menolak dengan tegas. Jangan sampai kata dia, ada hak rakyat yang dirampas dalam kehidupan demokrasi ini jika terjadi atau diberlakukan sistem pemilu proporsional tertutup.

        Pasalnya, warga negara kita tidak memiliki hak ataupun tidak bisa memilih wakil-wakil rakyatnya secara langsung, solah-olah dipaksa untuk membeli kucing dalam karung.

        “Bukankah ini yang juga sudah kita Terus perjuangkan di masa reformasi agar masyarakat benar-benar bisa menggunakan haknya untuk memilih orang dan wakil rakyat yang dianggap terbaik, bisa membawa aspirasi diri dan kelompoknya,” tambahnya.

        Alasan kedua secara internal, setiap partai politik termasuk Partai Demokrat kata AHY tentunya punya kepentingan untuk bisa menjaga moril dan semangat dari kader-kadernya yang tengah berjuang untuk mengikuti kontestasi pemilihan anggota legislatif.

        Baca Juga: Penolakan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Bukan Soal ‘Beda Aliran’ dengan PDIP, Tapi Untuk Menyelamatkan Demokrasi

        “Jangan sampai mereka yang telah berjibaku, telah berkeringat, telah berupaya untuk bisa membangun kekuatan konstituen mendekati rakyat dan juga memenangkan suara hati dan pikirannya kemudian melemah semangatnya karena terjadi perubahan sistem pemilu secara tiba-tiba,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: