Pernyataannya Soal Hubungan dengan Ganjar Dipuji Pengamat, Puan Dinilai Sedang Cari Simpati
Dalam wawancara eksklusif di Program Rosi, yang ditayangkan Kompas TV, Jumat (13/1), Ketua DPR RI, Puan Maharani, blak-blakan bicara soal peluangnya maju sebagai capres dan hubungannya dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Soal capres, Puan menegaskan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga ibunya pasti punya pertimbangannya sendiri. Posisinya sebagai putri Mega disebutnya tak berarti akan dipilih sebagai capres. Namun, jika nantinya Mega memilihnya sebagai capres, hal tersebut bukan karena status ibu-anak, melainkan karena dianggap sebagai kader terbaik.
Baca Juga: Didukung 'Trah' Soekarno Maju Capres, Ganjar Pranowo Tak Mau Jemawa: Urusan PDIP!
"Ini bukan soal anak, tapi seorang kader yang dianggap mumpuni. Jadi bukan berarti harus Puan Maharani," ucapnya, dikutip Rabu (18/1/2023).
Puan menegaskan bahwa tak pernah mendapat perlakuan istimewa di PDIP. "Aduh kalau orang tahu berat sebenarnya, bukannya gampang untuk menjadi Puan hari ini. Saya juga harus buktikan mampu dan bisa. Kita tunjukkan kalau kita bisa," katanya.
Puan lalu menceritakan bagaimana hubungannya dengan Ganjar. Menurut Puan, hubungannya dengan Ganjar baik-baik saja. Tidak ada persoalan. Ia lalu menceritakan saat menjadi ketua tim pemenangan Ganjar di Pilgub Jateng. Saat itu, keduanya berjuang bersama sebagai tim. "Ya oke banget lah," kenang Puan.
Ia pun menepis kabar yang menyebut ada dua kubu di internal PDIP, yaitu kubu Ganjar dan Puan, hingga muncul istilah 'Banteng vs Celeng' hingga 'Dewan Kolonel vs Dewan Kopral'. Puan membantah isu perpecahan itu.
Ia mengakui, memang ada dukungan dari kader dan masyarakat yang tidak bisa dicegah. Ia pun tak bisa melarang kalau ada orang mendukungnya atau tak mau mendukungnya. Menurut dia, dukungan-dukungan itu masih on the track. PDIP masih solid untuk memenangkan Pemilu. Namun, kata dia, kalau dukungan-dukungan itu sudah mengganggu keutuhan partai, soliditas partai, pasti akan ia semprit.
"Yang penting itu, bagi PDI Perjuangan adalah solid dulu. Saat ini juga belum ada satu nama pun (capres) yang diumumkan oleh Ketua Umum. Yang penting itu adalah soliditas kita untuk menjaga kekompakan sampai tahun 2024," pungkasnya.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai, ada hal positif dengan gaya komunikasi Puan yang rendah hati ini. Kata dia, dalam wawancara itu, Puan mampu menjaga omongannya dengan tidak membuat pernyataan yang bernada tinggi dan menyinggung rekan separtainya, dalam hal ini Ganjar. Puan justru menampilkan gaya yang rendah hati.
"Sikap kerendahan hatian dari Puan ini tentu agar mendapatkan simpati. Urusan apakah Megawati mencapreskan Puan atau tidak, tergantung nanti," kata Ujang.
Baca Juga: Terang-terangan Dukung Ganjar, Aksi Guntur Soekarnoputra Diniatkan Tekan Mega dan PDIP?
Menurut Ujang, yang disampaikan Puan ini bagian dari komunikasi politik. Strategi untuk mendapatkan simpati dan respons yang baik dari masyarakat, dan mendapatkan perhatian sehingga bisa menaikkan elektabilitasnya.
Jadi, pernyataan Puan ini bukan sebagai sikap sadar tidak akan terpilih atau mengalah untuk mendapatkan tiket capres. Pernyataan itu tetap merupakan upaya menjadi capres. "Namun, seandainya tak dicapreska, maka tidak masalah," pungkas Ujang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum