Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dengerin, Begini Klarifikasi Kemenlu China Usai Bentrokan Mematikan TKI vs TKA

        Dengerin, Begini Klarifikasi Kemenlu China Usai Bentrokan Mematikan TKI vs TKA Kredit Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Kedutaan Besar China di Indonesia telah menghubungi pejabat setempat usai kejadian mematikan di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin. 

        "China akan terus menjaga komunikasi yang erat dengan pihak Indonesia dan mempromosikan penyelesaian yang sah dan tepat untuk insiden ini," katanya, dilansir Newsweek.

        Baca Juga: Duh, Ternyata Pabrik Peleburan Nikel Milik China Ogah Transparan ke Indonesia?

        Namun seperti dilihat Newsweek, ucapan Wang dihilangkan dari transkrip resmi kementerian tanpa penjelasan.

        Perlu diketahui, pabrik peleburan nikel PT GNI, yang memiliki kapasitas tahunan 1,8 juta ton, diluncurkan pada akhir 2021 sebagai proyek senilai 2,7 miliar dolar AS.

        Pulau Sulawesi, sebelah timur Kalimantan, adalah pusat nikel Indonesia. Mineral tersebut digunakan dalam produksi baterai kendaraan listrik, salah satu industri hijau yang didominasi China.

        Protes seperti yang terjadi di PT GNI terjadi secara sporadis dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar terkait keselamatan kerja dan kompensasi.

        Sementara itu Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan PT GNI tidak memberikan akses kepada pejabatnya yang pergi ke sana untuk menyelidiki setelah kebakaran menewaskan dua karyawan Indonesia pada bulan Desember.

        “PT GNI terlalu ketat dan tidak kooperatif. Jika mereka transparan, kami bisa memberikan pemahaman kepada para pekerja,” kata keterangan resmi, dilansir Radio Free Asia.

        Menurut Disnaker, pabrik peleburan nikel milik China di Indonesia itu mempekerjakan 12.247 orang, termasuk 1.312 warga negara China.

        Indonesia memberlakukan larangan pengiriman bijih nikel pada tahun 2020, mendorong Uni Eropa untuk meminta peninjauan kembali oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

        Perusahaan-perusahaan terkait China mendominasi industri smelter nikel di Indonesia, menurut informasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan kebijakan pemerintah yang mewajibkan perusahaan untuk mengolah komoditas di dalam negeri agar ekspor lebih bernilai telah menarik bisnis China.

        Setelah Singapura, China merupakan investor asing terbesar kedua di Indonesia.

        Investasi China di Indonesia mencapai 3,6 miliar dolar AS pada paruh pertama tahun 2022, dibandingkan dengan 1,7 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun 2021, menurut Kementerian Investasi Indonesia tahun lalu.

        China juga mendanai proyek-proyek di Indonesia sebagai bagian dari program pembangunan infrastruktur global Belt and Road Initiative (BRI) Beijing. Di antaranya, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditargetkan selesai pada Juni 2023.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: