Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Selain Firaun, Qorun, Haman, Amien Rais Juga Pernah Sebut Ada Dajal di Belakang Pemerintah

        Selain Firaun, Qorun, Haman, Amien Rais Juga Pernah Sebut Ada Dajal di Belakang Pemerintah Kredit Foto: Instagram/Amien Rais
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais berkisah tentang kekejaman Firaun yang dinukil dari kitab suci Alquran.

        Menurut Amien, dalam Alquran, kisah yang paling banyak diceritakan dari ke-25 nabi dalam Islam, adalah kisah Nabi Musa AS. Dan fakta lain bahwa penguasa lalim pembenci Islam yang paling banyak dikisahkan adalah Raja Firaun.

        "Nabi atau rasul yang paling banyak disebut dalam Alquran adalah Nabi Musa sebanyak 136 kali sementara tokoh paling kejam, biadab, raja tega dan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya yakni Firaun disebut sebanyak 136 kali," kata Amien Rais.

        Baca Juga: Cak Nun 'Tertangkap' Sedang Merokok di Hadapan Luhut

        "Menarik untuk kita ingat Musa dan Firaun konflik diantara keduanya serta tarung argumentasi antara mereka disebutkan dalam 20-an surat yang panjang dan yang pendek disebutkan misalnya dalam surat-surat yang panjang seperti Al-baqarah, Ali Imron, al-a'raf, Al Anfal, Yunus Hut Ibrahim maupun yang pendek," tambahnya,

        Menurut Amien ada sejumlah ciri kekuasaan Firaun yang dapat dijadikan pelajaran dan sejarah pelajaran moral bagi siapa saja penguasa agar tidak mengulang kebiadabannya.

        "Kepada penguasa yang kebetulan dipinjami secuil kekuasaan dunia oleh Allah, pertama secara sistematik dan absolut Firaun memecah belah penduduknya dengan menindas sebagian rakyatnya, menyembelih bayi laki-laki dan membiarkan hidup bayi perempuan dari kalangan Bani Israil sungguh Firaun termasuk golongan yang membuat kerusakan di muka bumi," tegasnya.

        Mantan Ketua MPR RI itu juga berkisah, dalam menjalankan roda pemerintahannya, Firaun mempunyai penasehat yang membantu mempertahankan kekuasaannya.

        Baca Juga: Amien Rais Ungkap Ciri-Ciri Firaun: Kejam, Biadab, Raja Tega dan Suka Memecah Belah Rakyatnya Sendiri

        "Firaun membangun kesatuan elite dengan menghimpun kekuatan elite politik, elite militier, elite ekonomi dan elite teknokratik, untuk apa? Untuk melestarikan kekuasaannya yang zalim dan biadab," kata Amien Rais.

        "Firaun mewakili elite politik sekaligus juga elite militer, Qorun mewakili elite ekonomi dan Haman mewakili elite teknokratik," jelasnya.

        Qorun berasal dari Bani Israil berhasil menjadi makhluk yang paling kaya di zamannya, tambahnya.

        "Bahkan dalam Alquran mengibaratkan saking banyaknya kunci-kunci gudang kekayaan Qorun sehingga tujuh lelaki dewasa bersama-sama tidak akan sanggup memikulnya," pungkasnya.

        Sementara Haman, lanjut Amien, pernah disuruh Firaun membangun menara setinggi mungkin supaya Firaun dapat memanjat menara itu untuk melihat apakah ada Tuhan di langit, bahkan ada cerita yang mengatakan ia akan membawa panah dan akan memanah Tuhan.

        "Demikianlah Firaun yang bodoh sebodoh-bodohnya tetap bisa mencengkeram kekuasaan karena persekongkolan jahat antara elitenya," tegasnya.

        "Rupanya tokoh yang mabuk kekuasaan dunia sudah gegar otak sehingga bukan saja ia playing God bermain seperti Tuhan, tapi berani mengklaim dialah sesungguhnya menjadi Tuhan yang paling tinggi," jelasnya.

        Amien Rais memang dikenal tokoh yang getol mengkritik pemerintahan Jokowi, jauh sebelum ceritanya tentang Firaun.

        Pensiunan profesor di UGM itu juga pernah menuding adanya dajal di pemerintahan. Bahkan di banyak sektor yang menghidupi hajat orang banyak.

        "Yang kita hadapi bukan Pak ini, Pak itu, bukan. Yang di belakangnya ini ada dajal ekonomi, dajal intelijen, finansial, dan lain-lain," kata Amien Rais di acara halalbihalal PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu 4 Juli 2018, sebagaimana dikutip Tempo.

        Dajal itu lah yang menurut Amien membuat pemerintah terlihat gagah. Amien Rais mengatakan bahwa diskriminasi politik, ekonomi, dan sosial juga terjadi.

        Ia menyebutkan salah satu contohnya adalah pengusaha Prayogo Pangestu memiliki hak pengusahaan hutan seluas 5,5 juta hektare di Kalimantan atau setara dengan luas wilayah Swiss.

        "Itu dibiarkan. Tapi pemerintah dibagi-bagi, kelihatannya ini smokes and mirror. Asap dan cermin. Asapnya bagus terus, cerminnya sudah retak-retak kelihatan," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: