Manuver partai dan aktor politik terus dilakukan menjelang pemilu 2024. Mengenai perkembangan yang ada, Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari menilai Anies Baswedan menjadi faktor lived or dead lock (kunci hidup atau mati) Pilpres 2024.
"Faktor Anies pula dipandang sebagai lived or dead lock pilpres 2024 dan kegagalan suprastruktur politik membendung atau menciptakan dia sebagai common enemy," kata Sholeh dalam keterangannya, Minggu (29/1).
Dia menjelaskan seminggu setelah peresmian Sekber Gerindra-PKB ada tiga pergerakan politik yang bermuara pada Pilpres 2024.
Pertama, partai yang tergabung dalam koalisi perubahan, memainkan dua langkah politik sekaligus, yakni Waketum Nasdem Ahmad Ali datang ke Sekber Gerindra-PKB dan pertemuan tim kecil di rumah Anies Baswedan.
"Kedua, sigapnya Prabowo roadshow ke Gibran dan Bobby di Solo dan Medan. Ketiga, kembali menggeliatnya isu penundaan pemilu," jelasnya.
Namun, saat ini fokus masyarakat tengah bergeser ke Mahkamah Konstitusi tengang sidang gugatan proporsional tertutup,
"Bisa saja desas-desus penundaan pemilu, dipilih sebagai opsi 'darurat'," jelasnya.
Aktiviis Nahdlatul Ulama itu juga menilai suprastruktur politik gagal menciptakan Anies Bawedan sebagai musuh bersama.
"Kegagalan itu membuat istana dan juga PDI Perjuangan gagap menyikapi proses pemilu 2024 dan direspons dengan munculnya kembali proposal penundaan pemilu melalui usulan yang berubah menjadi desakan sistem proporsional tertutup," pungkas Sholeh.(mcr8/jpnn)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: