Terhempas dari Daftar 10 Besar Orang Terkaya Dunia, Kekayaan Gautam Adani Merosot Rp541 Triliun!
Saham sebagian besar perusahaan Grup Adani terus mengalami kerugian tajam untuk sesi perdagangan ketiga berturut-turut. Hal ini terjadi karena perusahaan berusaha untuk membantah laporan perusahaan short seller Hindenburg yang menuduh konglomerat itu melakukan manipulasi saham dan skema penipuan akuntansi.
Harga saham Adani Enterprises tetap lebih rendah 25% dari month-to-date, menurut data Refinitiv. Kemudian dilanjutkan dengan penjualan saham sekunder senilai USD2,5 miliar (Rp37,5 triliun), yang dibayangi oleh kekalahan dengan menghapus total USD65 miliar (Rp975 triliun) pada penutupan kemarin.
Melansir CNBC International di Jakarta, Selasa (31/1/23) pendiri Gautam Adani, orang terkaya di Asia yang pernah menjadi orang terkaya kedua di dunia setelah Elon Musk, jatuh dari 10 besar dunia ke posisi 11 di Indeks Miliarder Bloomberg pada penutupan hari Senin.
Kekayaan bersihnya telah turun USD36,1 miliar (Rp541 triliun) tahun ini. Kekayaannya memuncak pada USD150 miliar (Rp2.250 triliun) pada 20 September 2022, sebelum jatuh ke USD84,4 miliar (Rp1.266 triliun) pada penutupan Senin, menurut indeks.
Meskipun keuntungan kecil terlihat di Adani Enterprises, afiliasi lain dari Grup Adani terus merosot.
Adani Total Gas dan Adani Green Energy keduanya turun 20%, mencapai batas harian turun. Adani Transmission turun lebih dari 15% dan Adani Power kehilangan 5%. Adani Ports and Special Economic Zone menghapus keuntungan sebelumnya dan mengakhiri sesi tentang datar.
Adani Group mengatakan tuduhan Hindenburg adalah serangan sengaja yang diperhitungkan terhadap India, kemandirian, integritas dan kualitas institusi India, serta kisah pertumbuhan dan ambisi India.
Chief financial officer grup Jugeshinder Singh mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNBC-TV18 bahwa nilai Adani Enterprises tidak berubah hanya karena volatilitas harga saham, justru terletak pada kemampuannya untuk menetaskan produk bisnis baru.
Hindenburg pada Senin pagi menggambarkan tanggapan kelompok itu mengabaikan setiap tuduhan utama terhadap konglomerat yang diangkatnya.
“Penipuan tidak dapat dikaburkan oleh nasionalisme dari respon yang membengkak yang mengabaikan setiap tuduhan utama yang kami ajukan,” tulis short seller memberi judul tanggapannya kepada Adani Group.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: