Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nilai PKB Tak Pantas Rayakan Satu Abad NU, Manuver PBNU Disorot Tajam: Kekanak-kanakan, Reaksioner

        Nilai PKB Tak Pantas Rayakan Satu Abad NU, Manuver PBNU Disorot Tajam: Kekanak-kanakan, Reaksioner Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sekretaris Eksekutif Said Aqil Siroj Institute, Abi Rekso menyorot tajam protes yang dilayangkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Ishfah Abidal Aziz kepada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

        Menurutnya, protes tersebut terlalu reaksioner dan cenderung besifat kekanak-kanakan. Dirinya mengatakan tak ada yang boleh memonopoli perayaan tersebut.

        Baca Juga: Prabowo Subianto Capres Harga Mati Bagi Gerindra, PKB Masih Berharap Bisa Digeser Jadi Wakil

        “Nahdlatul Ulama sebagai organisasi bangsa telah berdiaspora pada lintas partai. PKB berhak turut merayakan Satu Abad NU, tidak boleh ada monopoli seperti itu. Kan PBNU bukan Event Organizer, ini organisasi umat dan bangsa jadi pikiran dan hati kita harus besar.” Jelas Abi Rekso.

        Abi Rekso justru kecewa, dengan adanya protes dari PBNU, justru memperlihatkan friksi di antara kader NU. Padahal, jika PDI-P, Golkar dan PPP sekalipun ingin merayakan Satu Abad  Nahdlatul Ulama justru menunjukan kelas NU.

        “Tidak ada yang numpang-numpang di Nahdlatul Ulama, karena PBNU bukan terminal angkot yang membuka loket dan menjual karcis. Semua mencari berkah dan karomah para Kiai dan Ulama. Ini rumah umat, pondasi bangsa, sendi negara. Musuh kita adalah kemiskinan, kebodohan dan ketamakan.” Tutup Sekretaris Eksekutif SAS Institute

        Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Ishfah Abidal Aziz kepada PKB karena dianggap tidak pantas acara PKB turut merayakan Satu Abad Nahdlatul Ulama. Acara tersebut bertajuk Sarasehan Nasional Satu Abad Nahdlatul Ulama, terselenggara di Jakarta 30 Januari 2023.

        Baca Juga: Sudah Kode-kodean, Reshuffle Jokowi Semakin Disorot Tajam: NasDem Disingkirkan, Semua Gara-gara Anies Baswedan

        Acara tersebut bukan saja dihadiri kader PKB, namun juga warga dan keluarga besar Nahdlatul Ulama secara umum. Juga terlihat Prof. KH. Said Aqil Siroj Ketua Umum PBNU periode 2010-2015 dan 2015-2020. Yang hingga saat ini masih memiliki pengaruh yang kuat di akar rumput NU.

        Dalam acara tersebut Muhaimin Iskandar selaku Ketua Umum PKB mengingatkan kembali dua fatwa atau warisan pendiri NU. Pertama dari KH Hasyim Asyari yang mengatakan "Siapa pun yang Berjuang dan Memperjuangkan NU, Maka Otomatis Menjadi Santriku" dan kedua dari KH Syamsuri yang mengatakan "Seluruh Hidupku, Aku Berjuang untuk NU".

        Baca Juga: Soroti Janji Jokowi Soal Pertumbuhan Ekonomi, Loyalis AHY: Ini Belum Meroket, Coba Lagi...

        Acara refleksi ini juga melibatkan para budayawan, akademisi dan praktisi dalam melihat dimensi perjuangan warga NU di masa depan.

        Baca Juga: PKB Masih Berharap Prabowo Subianto Mau Jadi Wakilnya Cak Imin, Hanya Mimpi?

        Ishfah Abidal Aziz merasa keberatan karena DPP PKB menyanyikan Mars Satu Abad Nahdlatul Ulama dan mencantumkan logo Satu Abad Nahdlatul Ulama.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: