Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gangguan ke Anies Disebut Datang dari Istana hingga Kelompok Islamofobia, Begini Penjelasan Pengamat

        Gangguan ke Anies Disebut Datang dari Istana hingga Kelompok Islamofobia, Begini Penjelasan Pengamat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harus diakui, banyak gangguan yang terjadi sebelum Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara resmi mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres). Banyak pihak yang menyebut gangguan datang dari Istana, pendukung pemerintahan saat ini, hingga kelompok Islamofobia.

        Kendati demikian, peneliti Pusat Riset Politik-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor melihat, gangguan tersebut datang dari kesadaran demokratik masyarakat Indonesia yang belum menyeluruh dan kuat. Ia berkaca pada negara dengan demokrasi yang kuat, sosok potensial pemimpin seharusnya tak perlu mendapatkan gangguan seperti yang terjadi pada Anies.

        Baca Juga: Berutang ke Sandi Sampai Rp50 Miliar, Eko Widodo Sebut Bukti Anies Gak Punya Cukong: Yang Untung Rakyat!

        "Orang berbeda pendapat itu biasa, makin tangguh pertarungan itu makin dinikmati sebagai bentuk pengejawantahan adanya komitmen bersama untuk membangun kebaikan bagi bangsa dan negara," ujar Firman dalam diskusi 'Indonesia Leaders Talk' yang dikutip Minggu (5/2/2023).

        Gangguan yang terjadi pada Anies dan partai politik pendukungnya, mengingatkannya pada buku How Democracies Die. Mengutip buku tersebut, demokrasi mati kalau perbedaan dianggap sebagai momok dan bencana.

        Demokrasi juga akan makin lemah jika mereka yang berkuasa menggunakan seluruh perangkatnya untuk membunuh kalangan yang berseberangan. Ia berharap hal tersebut tak terjadi di Indonesia dengan menganggap perbedaan dipandang sebagai bagian demokrasi yang harus dipelihara.

        "Ini sebetulnya akar dari mengapa gangguan-gangguan itu demikian besar, demikian terasa, kadang juga demikian kekanak-kanakan. Karena memang, kesadaran demokrasi yang belum kuat atau lemah di Indonesia saat ini, yang sayangnya tidak hanya di level masyarakat, tapi juga di level elite," ujar Firman.

        Tantangan akan dihadapi Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS yang sudah menyatakan dukungan kepada Anies. Mereka akan menghadapi suatu kelompok yang mengupayakan terbangunnya sistem politik pascareformasi.

        Baca Juga: Bongkar Anies Punya Utang Rp50 M, Faizal Assegaf Semprot Erwin Aksa: Hasilnya Kini Dinikmati Sandiaga...

        Inti dari sistem politik pascareformasi adalah post-democracy yang terindikasi dari makin turunnya indek demokrasi. Budaya politiknya permisif atau terbuka terhadap keinginan kekuasaan yang seakan menjadikan perangkat pemerintahan sebagai alat menjegal lawan politiknya.

        "Inilah tantangan yang dihadapi oleh Koalisi Perubahan saat ini karena sedang tumbuh dan juga kalau menang pun, kekuatan yang sedang tumbuh ini tidak segera diredam, ini akan menjadi pekerjaan rumah," ujar Firman.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: