Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 bakal menurun bila dibandingkan capaian pada 2022.
"Kami melihat pertumbuhan ekonomi di di kuartal I-2023 jauh lebih rendah dibanding kuartal IV-2022. Di kuartal I-2023, pertumbuhannya itu 4,9%. Itu pun hal yang cukup realistis mengingat situasi yang ada," kata Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif INDEF, saat konferensi pers virtual, Selasa (7/2/2023).
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi nasional pada 2022 tumbuh sebesar 5,31% secara keseluruhan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada 2021 yang tercatat 3,69%.
Baca Juga: Struktur Ekonomi Nasional Masih Terpusat di Jawa dan Sumatera
Meski begitu, INDEF menilai berbagai dimensi pertumbuhan ekonomi masih perlu dikritisi.
Tauhid Ahmad menyebut terdapat sejumlah faktor yang perlu menjadi perhatian, yakni pertumbuhan ekonomi RI yang masih lebih rendah dibandingkan negara lain, fenomena tekanan daya beli masyarakat, konsumsi pemerintah yang kembali gagal mengangkat perbaikan ekonomi, hingga ekspor yang terbilang masih menurun.
"Apalagi baru-bari ini kita dihadapkan pada situasi harga beras tinggi dan minyak sulit diperoleh. Ini tantangan besar," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto menjelaskan perekonomian nasional pada kuartal IV-2022 mendapat dukungan dari periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pada periode ini, daya beli masyarakat mengalami peningkatan.
"Tapi saya ingin mengatakan ini bisa saja tidak musiman, tapi menjadi sinyal awal bahwa ekonomi akan terjadi deselerasi pada tahun ini," ujar Eko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti