Wacana penundaan pemilu masih terus berlangsung saat ini. Terbaru, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disarankan untuk tidak ikut pemilu lantaran menyuarakan penundaan pemilu.
Sikap PPP melalui pelaksana tugas (Plt) Ketum Mardiono yang menyinggung Pemilu 2024 ditunda dianggap bentuk ketidaksiapan Partai berlambang Ka’bah tersebut dalam berkontestasi.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, pernyataan Mardiono meminta penundaan pemilu dengan dalil rendahnya antusiasme masyarakat tidak tepat dan mengada-ada. Argumentasi tersebut disampaikan untuk menutupi ketidaksiapan PPP menghadapi pemilu karena terancam tidak tembus parlemen.
“Kalau PPP tidak siap pemilu, ya enggak usah ikut,” kata Ray, dilansir dari Akurat.co, di Jakarta, Minggu (5/2/2023).
Dia menegaskan, tidak ada alasan kuat untuk menunda pemilu lantaran aturan mainnya sudah diatur konstitusi. Apabila masih ada partai yang menyuarakan wacana penundaan pemilu, maka dengan tegas Ray mengatakan, partai tersebut lebih baik tak ikut pemilu.
“Mana ada aturan konstitusi yang mengatur minat masyarakat sebagai syarat pemilu,” ujarnya.
Menurut Ray, motif PPP mengusulkan penundaan pemilu karena sadar tak punya cukup waktu untuk menaikan elektabilitas partai. Hal ini turut menandakan kegagalan partai dalam meningkatkan eksistensi di tengah masyarakat.
“Karena mereka tidak siap, butuh waktu menaikan elektabilitas mereka mengusulkan untuk ditunda. Daripada hajat publik ditelantarkan ya lebih baik mereka tidak usah ikut pemilu,” ujar Ray.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: