Kejar Restu Istana karena Tak Laku Lagi di Oposisi Jadi Alasan Sandiaga Uno 'Serang' Habis Anies Baswedan? Refly Harun: Dia Ingin Dilihat!
Manuver mendadak elite Gerindra dengan menyerang Anies Baswedan menggunakan klaim Perjanjian-Utang jadi sorotan banyak pihak. Salah yang melakukan serangan adalah eks Wakil Anies sendiri yakni Sandiaga Uno yang banyak bicara soal janji Anies dan terbaru soal heboh utang Anies sejumlah 50 Miliar.
Mengenai hal ini Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun mengungkapkan saat ini Sandiaga sudah tidak mendapat tempat pemilih dari kalangan pemilih dan pendukung oposisi yang merupakan basis pemilihnya dulu karena sudah masuk di pemerintahan.
“Sandiaga Uno seperti sudah kehilangan kaki. Kaki oposisi bersama Anies Baswedan hilang karena dia meninggalkan Anies, kaki oposisi bersama Prabowo hilang karena dia dan Prabowo mereka datang dan menjadi bagian pemerintah, ini sekadar analisis,” jelasnya.
Karenanya, Refly menganalisis bahwa Sandiaga yang sudah kehilangan pendukung dan basis kekuatan pemilih sebelumnya tersebut berupaya all out menjaring suara dari kalangan pro pemerintah dengan “menyerang” Anies Baswedan.
Harapannya, menurut Refly, pihak istana akan menimbang betul sosok Sandiaga dan dimajukan dalam skenario capres-cawapres kubu penguasa di 2024.
“Tidak mungkin bagi Sandiaga untuk masuk lagi ke slot Anies karena dia masuk di rumpun yang sama, jadi slot Anies hanya bisa diisi oleh AHY dan Khofifah saat ini. Maka ‘menyerang’ Anies Baswedan, ini analisis saja, adalah bagian dari upaya Sandiaga Uno untuk memberikan kontribusi agar dilihat bekerja tidak hanya menunggu jatah Cawapres, mungkin begitu, ini analisis saja,” jelasnya.
Refly juga menilai saat ini istana sudah menyiapkan strategi dan skenario capres-cawapres yang berkiblat ke mereka alias dari internal kekuasaan yang juga melibatkan Prabowo dan Sandiaga.
“Jatah bagi Sandiaga sesungguhnya wapres, wapres siapa? Ganjar atau Prabowo, tergantung siapa yang akan diendorse. Bisa saja seperti desas-desus yang saya dengar, Ganjar-Sandiaga kemudian Prabowo-Erick Thohir, keduanya dalam rangka mengepung Anies Baswedan,” jelasnya.
Untuk diketahui, Sandiaga Uno mulai melemparkan serangan ke Anies dengan menyinggung perjanjian dengan Prabowo Subianto yang sampai sekarang Sandiaga pun tak menjelaskan detil perjanjian apa yang dimaksud yang diklaim olehnya sampai sekarang masih berlaku.
Tak lama isu itu mencuat, perkara utang Anies ke Sandiaga menyebar, belakangan diketahui itu adalah untuk keperluan Anies-Sandi sendiri saat bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2017. Pihak Anies pun sudah menjelaskan bahwa dalam utang tersebut ada klausul yang menyebut akan dianggap selesai jika Anies-Sandi menang Pilkada.
“Saat ini perjanjian itu (Anies-Sandiaga, Red) sudah selesai. Jadi bukan lunas bahasanya, tapi memang sudah selesai perjanjiannya,” kata Pendiri KedaiKOPI Hendri Satrio (Hensat) yang ditunjuk oleh Anies untuk menjelaskan masalah sesungguhnya, saat menggelar jumpa pers, Selasa (7/2/2023).
“Ini sebenarnya budaya baru dalam kontestasi pilkada. Biasanya kan kalau menang gue balikin ya. Kalau kalah kita rugi bareng-bareng. Tapi Anies tidak,” kata Hendri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: