Bos NATO Buka-bukaan Berapa Dolar Uang yang Masuk ke 'Kantong' Ukraina untuk Berperang
Blok militer pimpinan Amerika Serikat telah mengirim pemerintah di Kiev lebih dari seratus miliar dolar selama setahun terakhir, kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada hari Rabu dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington.
"Sejak Februari lalu, NATO telah memberikan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Ukraina, sekitar 120 miliar dolar dalam bantuan militer, kemanusiaan dan keuangan," kata Stoltenberg kepada wartawan di Departemen Luar Negeri.
Baca Juga: Mendadak Jurnalis Investigasi Legendaris 'Bersabda', Nord Stream Meledak Biang Keroknya Amerika
Sementara AS telah memainkan “peran yang sangat diperlukan,” Kanada dan anggota Eropa telah memberikan kontribusi “lebih dari setengah” dari keseluruhan bantuan, “termasuk tank, sistem pertahanan udara canggih” dan senjata lainnya, tambahnya.
Menurut Blinken, AS telah menyumbangkan bantuan militer senilai "hampir 30 miliar dolar AS", sementara anggota NATO lainnya memberikan 13 miliar dolar AS, serta "puluhan miliar lebih dalam dukungan kemanusiaan dan ekonomi."
Blinken juga mengatakan bahwa "mengesampingkan medan perang demi kepentingan Ukraina" adalah kunci penyelesaian diplomatik akhir dari konflik tersebut.
Setelah acara pers bersama mereka, Stoltenberg dan Blinken pergi untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, dengan agenda lebih banyak dana untuk Ukraina.
Pada bulan Desember, Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan bahwa kolektif Barat telah memberi Ukraina senjata, amunisi, dan perbekalan senilai 97 miliar dolar AS.
Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat bahwa mempersenjatai Ukraina hanya akan memperpanjang konflik dan berisiko menimbulkan konfrontasi langsung.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk untuk perdamaian di Donbass dan bersikeras bahwa tetangganya berjanji untuk tidak pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun.
Para pemimpin Ukraina, Jerman, dan Prancis sejak itu mengakui bahwa negosiasi Minsk adalah taktik untuk memberi Ukraina waktu untuk mempersiapkan perang dengan Rusia.
Meskipun beberapa pejabat Barat secara terbuka mengatakan bahwa Ukraina berjuang untuk "nilai-nilai" dan tatanan dunia mereka, dan menteri pertahanan Ukraina sendiri mengatakan bahwa Kiev sedang menjalankan misi NATO, AS dan NATO mempertahankan bahwa mereka secara teknis bukan peserta dalam konflik tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto