Lebih Buruk dari yang Dibayangkan, Pengungsi Gempa Turki dan Suriah Bakal Hadapi Ini
Kedinginan, kelaparan, dan keputusasaan mencengkeram ratusan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal setelah gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah tiga hari lalu. Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat itu telah melewati 20.000 pada Kamis (9/2/2023).
Penyelamatan seorang anak laki-laki berusia 2 tahun setelah terjebak selama 79 jam di reruntuhan bangunan di Hatay, Turki, dan beberapa orang lainnya membangkitkan semangat para kru pencari yang kelelahan.
Baca Juga: Unik Banget, Aksi Pria Azerbaijan dengan Mobil Tuanya Berbendera Turkiye Viral di Media Sosial
Di provinsi Idlib Suriah, Munira Mohammad, seorang ibu dari empat anak yang melarikan diri dari Aleppo setelah gempa, mengatakan, para pengungsi membutuhkan penghangat dan persediaan makanan.
"Semuanya anak-anak di sini, dan kami membutuhkan penghangat dan persediaan. Tadi malam kami tidak bisa tidur karena sangat dingin. Ini sangat sangat buruk," ujar Mohammad.
Ratusan ribu orang di Turki dan Suriah kehilangan tempat tinggal akibat gempa di tengah musim dingin. Banyak yang berkemah di tempat penampungan darurat, di tempat parkir supermarket, masjid, pinggir jalan atau di tengah reruntuhan. Mereka sangat membutuhkan makanan, air, dan pemanas.
Di sebuah pom bensin dekat Kota Kemalpasa di Turki, orang-orang memilah-milah kardus berisi pakaian yang disumbangkan. Di kota pelabuhan Iskenderun, wartawan Reuters melihat orang berkerumun di sekitar api unggun di pinggir jalan, di garasi dan gudang yang rusak. Pihak berwenang mengatakan sekitar 6.500 bangunan di Turki runtuh dan banyak yang rusak.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan, korban tewas di Turki naik menjadi 17.406. Sementara di Suriah, lebih dari 3.300 orang tewas.
Di Kota Jandaris, Suriah, Ibrahim Khalil Menkaween berjalan di jalanan yang dipenuhi puing-puing sambil memegangi kantong jenazah berwarna putih. Menkaween mengatakan, dia telah kehilangan tujuh anggota keluarganya, termasuk istri dan dua saudara laki-lakinya.
"Saya memegang tas ini ketika mereka mengeluarkan saudara laki-laki saya, dan anak laki-laki saudara laki-laki saya, dan kedua istri mereka, sehingga kami dapat mengemasnya dalam tas. Situasinya sangat buruk. Dan tidak ada bantuan," ujar Menkaween.
Pejabat Turki mengatakan sekitar 13,5 juta orang terkena dampak akibat gempa yang melanda daerah yang membentang sejauh 450 kilometer dari Adana di barat hingga Diyarbakir di timur.
Tim penyelamat mencari korban yang selamat di lokasi bangunan yang runtuh dalam kegelapan di Kota Adiyaman dengan suhu di bawah titik beku.
Tim sering menyerukan keheningan, meminta semua kendaraan dan generator dimatikan saat mereka mendengarkan suara rintihan korban yang tertimbun puing bangunan. Sejauh ini, masih ada beberapa tanda harapan.
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan oleh tim penyelamat Rumania dan Polandia di Hatay. Anak laki-laki itu berhasil diselamatkan setelah terjebak di bawah reruntuhan selama 79 jam.
Video yang dirilis oleh Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki (IHH) pada Kamis (9/2/2023) menunjukkan, anak laki-laki itu, mengenakan sweter bergaris biru, putih dan hitam.
Anak itu menangis saat diangkat dengan lembut dari lubang tempat dia terjebak. Anak tersebut kemudian dibawa pergi dengan selimut. Video lain dari IHH memperlihatkan seorang penyelamat yang telah berlumuran debu menangis tersedu-sedu setelah berhasil membebaskan seorang gadis kecil dari puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras.
Banyak orang di Turki mengeluhkan kurangnya peralatan, keahlian, dan dukungan untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan. Terkadang mereka mendengar teriakan minta tolong, tapi tidak bisa bergerak cepat karena keterbatasan peralatan.
Pada Kamis, Yunani mengirim ribuan tenda, tempat tidur dan selimut untuk membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa. Sementara intelijen satelit Israel membantu memetakan zona bencana di Turki dengan kemampuan pemetaan yang sebagian besar digunakan untuk operasi khusus.
Di Suriah, upaya bantuan diperumit oleh konflik yang telah memecah belah negara dan menghancurkan infrastrukturnya. Konvoi bantuan PBB memasuki Suriah di persimpangan Bab Al Hawa.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendorong lebih banyak akses kemanusiaan ke Suriah barat laut. Dia mengatakan, akan sangat membantu jika PBB dapat menggunakan lebih dari satu penyeberangan perbatasan untuk memberikan bantuan.
Pemerintah Suriah menilai pengiriman bantuan ke barat laut yang dikuasai pemberontak dari Turki sebagai pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorialnya. Pertahanan sipil Suriah mengatakan sedikitnya 2.030 orang tewas di Suriah barat laut yang dikuasai oposisi, dan pemerintah telah melaporkan 1.347 kematian.
Duta Besar Suriah untuk PBB pada Rabu (8/2/2023) mengakui bahwa pemerintah tidak memiliki kemampuan dan peralatan akibat perang dan sanksi Barat.
Sementara Presiden Suriah Bashar al-Assad telah memimpin pertemuan darurat tentang gempa tersebut tetapi belum menyampaikan pidato atau konferensi pers.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto