DPR Angkat Jempol Bahlil Mampu Genjot Investasi: Optimis Realisasi 1.400 T Tercapai
Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto memberikan dua jempol atas kinerja menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Hal itu lantaran Bahlil berhasil mewujudkan target investasi dari Presiden Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2022 yakni Rp. 1.200 triliun.
Pada tahun 2023 ini, Bahlil tengah mendapatkan tantangan baru dalam mewujudkan target investasi lebih besar yaitu sebesar Rp. 1.400 triliun. Meskipun tidak mudah karena berhadapan dengan situasi global yang tidak menentu, di tambah menghadapi tahun politik, tetapi Darmadi Durianto optimis Bahlil bisa mewujudkan target tersebut.
“Pak Bahlil ini keren. Artinya, investasi (akan) naik terus,” kata Darmadi dalam keterangannya, Sabtu, (11/2/2023).
Darmadi juga mengapresiasi target investasi Rp. 1.200 triliun telah terlampaui, kinerja Bahlil dinilai cukup moncer karena sukses meningkatkan investasi sebesar 34 persen dari tahun 2021 yang menargetkan Rp. 900 triliun.
“Saya bingung juga loh, Pak Bahlil hebat gitu bisa narik investasinya. Apa resepnya? Karena pak Bahlil ini tidak seperti menteri-menteri lainnya yang susah menarik investasi masuk,” ungkap Darmadi.
Untuk dapat mencapai target investasi Rp. 1.400 triliun, politisi PDI Perjuangan itu berharap supaya Bahlil terus meningkatkan kinerjanya pada tahun ini agar bisa jauh lebih meningkat dari sebelumnya.
Dikatakan Darmadi, sejumlah tantangan yang akan dihadapi ke depan akan semakin berat di mana banyak lembaga-lembaga dunia dan kalangan pengamat memprediksi tahun 2023 ini kondisi perekonomian global kurang baik.
“Tapi saya yakin target investasi yang dicapai bisa lebih dari itu,” ucap Darmadi.
Darmadi juga mendorong penguatan koordinasi Kementerian BKPM dengan kementerian atau lembaga lainnya untuk bersama-sama mengejar target investasi yang di tetapkan oleh Presiden Jokowi masuk ke dalam negeri.
Dia merasa kinerja Bahlil sudah bagus, namun kurang didukung oleh stakeholder lainnya.
“Saya merasa bapak (Menteri Bahlil) bagus sementara yang lain sebaliknya,” paparnya.
Sementara itu, Pengamat politik yang juga peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam mengatakan, untuk dapat mencapai target realisasi investasi sebesar Rp. 1.400 triliun, seluruh pihak perlu menjaga iklim investasi dalam negeri cukup kondusif.
Meski memasuki tahun politik, namun stabilitas keamanan dan politik harus tetap terjaga.
“Kita semua tahu stabilitas politik akan berpengaruh terhadap stabilitas keamanan, stabilitas keamanan akan berpengaruh terhadap iklim investasi. Jadi wajar saja kalau kemudian stabilitas politik itu menjadi salah satu indikator, untuk stabilitas keamanan dan stabilitas investasi,” kata Surokim.
Menurut Surokim, tantangan tidak hanya datang dari dalam negeri, melainkan juga dari dunia internasional yang terancam mengalami resesi, sehingga menjadi tugas bersama untuk menjaga iklim investasi di Indonesia mendapatkan kepercayaan dari investor.
“Dan memang tidak mungkin dalam suasana yang konflik itu akan kemudian memberikan trust kepada investor untuk masuk. Jadi memang itu tugas bersama tidak hanya negara tetapi juga masyarakat apalagi di 2023 ini kan sebenarnya kita tidak hanya menghadapi persaingan atau politik nasional tetapi juga kan pengaruh peluang resesi dunia juga cukup tinggi,” ujar Surokim.
Lanjut Surokim yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) itu mengatakan seluruh elemen harus bersama-sama memitigasi terjadinya suasana politik yang panas yang berimbas terhadap investasi.
Oleh karenanya, di tahun politik ini, Surokim mendorong para elit politik menawarkan politik kebangsaan, ide dan gagasan ke masyarakat yang tentunya jauh lebih positif untuk membangun peradaban Indonesia lebih baik.
“Semestinya partai politik harus sadar bahwa tantangan yang dihadapi di pemilu 2024 itu jauh lebih kompleks karena kan masa transisi dari masa pandemi ini," ungkap Surokim
"Jadi mestinya ada konteks juga yang perlu diperhatikan agar kemudian politik dibangun lebih mengarah kepada politik kebangsaan, politik ide, politik gagasan di mana menurut pendapat saya itu jauh lebih positif untuk membangun peradaban politik kita yang lebih elegan,” pungkasnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: