Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tekan Stunting pada Anak Balita, Dexa Group Gandeng BKKBN

        Tekan Stunting pada Anak Balita, Dexa Group Gandeng BKKBN Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting nasional mengalami penurunan menjadi 21,6 persen atau turun 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Akan tetapi, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024. 

        Guna menekan stunting ini, perusahaan yang memproduksi Obat Generik Berlogo/OGB, Dexa Group berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Direktur PT Dexa Medica, V. Hery Sutanto, mengatakan bahwa pihaknya memiliki komitmen untuk berperan aktif mendukung percepatan penanganan stunting di Indonesia.

        Baca Juga: Cegah Stunting Sejak Dini, Pemprov DKI Ajak Remaja Konsumsi Tablet Penambah Darah

        "Dexa Group dan Argon Group, bersama platform Teman Bumil platform untuk ibu hamil terbesar di Indonesia kita bergotong royong. Harus bergotong royong untuk menangani stunting. Stunting harus dipangkas untuk melahirkan manusia Indonesia yang unggul," kata V. Hery usai acara Edukasi dan Pemberian ASI Eksklusif di 1.000 Hari Pertama Kehidupan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan para bidan di Provinsi Jawa Timur di Surabaya, kemarin.

        Lebih lanjut, V. Herry mengungkapkan bahwa WHO menetapkan standar prevalensi stunting maksimal 20 persen. Untuk itu, Dexa Group berkomitmen untuk terus membantu pemerintah dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

        "Kami dari Dexa Group bekerja sama dengan BKKBN untuk melakukan program edukasi pengawalan pendampingan di berbagai kota. Dukungan stakeholder swasta sangat diperlukan. Dexa Group sebagai perusahaan farmasi yang melakukan riset bahan bahan alam melalui Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences atau DLBS, melakukan riset. Apa yang bisa kami bantu dan kami mengambil bagian bahwa ternyata kami menemukan satu produk yang bisa menurunkan stunting melalui pemberian ASI," ungkap V. Hery.

        Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo, menjelaskan pentingnya pencegahan stunting sejak masa kehamilan. Para bidan yang masuk dalam Tim Pendamping Keluarga, kata Hasto, harus bisa mendampingi dan mengedukasi keluarga sejak masa kehamilan.

        "Bidan memang bukan  segala-galanya, tapi tanpa bidan BKKBN tidak ada apa-apanya," kata Hasto.

        Di sisi lain, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa prevalensi stunting di Jawa Timur turun dari angka 23,50 persen pada 2021 menjadi 19,2 persen pada 2022. Kota Surabaya menjadi wilayah dengan prevalensi stunting paling rendah di Indonesia berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, yakni 4,8 persen.

        Khofifah menekankan pentingnya mencegah stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan juga Angka Kematian Bayi (AKB). "Bahwa isu prioritas dalam mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing adalah upaya penurunan AKI dan AKB. Kedua adalah meningkatkan kualitas SDM melalui penurunan stunting," kata perempuan nomor satu di Jawa Timur ini.

        Baca Juga: Tak Lelah Atasi Stunting hingga Kemiskinan Ekstrem, Menko PMK: Mutlak Dilakukan Demi Indonesia!

        Ia berharap, pihak perguruan tinggi juga terlibat aktif dalam upaya menurunkan prevalensi stunting. Ia juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting.

        "Kami berharap bahwa target nasional 14 persen bisa dicapai dengan kerja keras, sinergitas yang luar biasa. Support Dexa Medica, seiring dengan pasukan bidan se-Jawa Timur, insyaallah bersama kita bisa," pungkas Khofifah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: