Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kubu Anies dan Prabowo Rebutan Khofifah Jadi Cawapres, Nasib Cak Imin Bakal Terpojok? PKB: Kami Nggak Khawatir

        Kubu Anies dan Prabowo Rebutan Khofifah Jadi Cawapres, Nasib Cak Imin Bakal Terpojok? PKB: Kami Nggak Khawatir Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa nampaknya tengah menjadi primadona untuk digaet di Pilpres 2024. Terbukti, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini menjadi rebutan kubu Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

        Pekan lalu, Prabowo dan Khofifah bertemu secara tertutup di Surabaya. Pertemuan malam itu memantik spekulasi soal kemungkinan Khofifah menjadi cawapres Prabowo.

        Baca Juga: Prabowo Harus Perhatikan Ini Andai Ngebet Ingin Khofifah Jadi Cawapresnya di Pilpres 2024

        Saat bersamaan, Khofifah juga diharapkan berpaket dengan Anies. Alasannya, kubu Anies butuh sosok dan perwakilan Islam tradisional, utamanya NU. Dengan demikian, kini Khofifah menjadi magnet bagi dua bakal capres.

        Hanya, masalah akan muncul. Sejauh ini, Gerindra telah membangun koalisi dengan PKB. Namanya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Di kubu PKB, Muhaimin Iskandar merupakan figur usulan mereka untuk mengisi posisi cawapres.

        Prabowo digadang-gadang sebagai bakal calon presiden dan Cak Imin bakal cawapres. Nah, pertemuan Prabowo-Khofifah itu dinilai berpotensi mengubah arah peta pencalonan koalisi.

        Menanggapi itu, Sekjen DPP PKB Hasanuddin Wahid bersikap santai. Dia menilai pertemuan Prabowo dengan gubernur Jatim tersebut sebagai upaya meluaskan silaturahmi KKIR. Itu seperti yang dilakukan PKB ketika bertemu dengan petinggi Golkar pekan lalu.

        Baca Juga: Ketimbang 'Merayu' Khofifah, Anies Mending Rangkul Pak Kiai Kalau Mau Aman

        "Nggak ada masalah itu, bagus. Biasanya, kan, kita saling memberi tahu kalau kita bertemu ini. Baik sebelum maupun sesudah. Jadi, nggak ada masalah," ujarnya dilansir Jawa Pos (grup FAJAR).

        Makin banyak pertemuan dengan pihak luar, makin baik. Soal kans Khofifah menggeser Muhaimin di posisi bakal cawapres, pihaknya juga tidak khawatir. Sebab, sesuai diktum piagam koalisi, semua kesepakatan terkait komposisi capres-cawapres harus dibicarakan bersama.

        Atas dasar itu, siapa pun yang nanti ditetapkan harus mengacu pada kesepakatan bersama antara Gerindra dan PKB.

        "Pasti dibicarakan mereka berdua (Prabowo dan Muhaimin, Red). Jadi, tidak ada kekhawatiran tentang itu," ucapnya.

        Baca Juga: Gerindra-PKB Rayu Partai Lain Gabung Koalisi, Cak Imin: Akan Ada Kristalisasi

        Jika memang Khofifah ingin diusung, dia harus sowan dulu kepada Muhaimin. Yang pasti, sikap PKB belum berubah terkait pilpres. Yakni, tetap mengusung Muhaimin, baik sebagai capres maupun cawapres.

        "Jadi, kami tetap di situ standing position PKB," paparnya.

        Kubu Anies

        Sebelumnya, Ketua tim Relawan Barisan Muda Anies Baswedan Indonesia Timur, Muh Irzan Yasir, mengakui kemungkinan Anies beduet Khofifah. Dia mengatakan mendapat bocoran dari partai politik pengusung bahwa akan ada deklarasi Anies-Khofifah Maret nanti.

        "Sudah deal pasangan Anies-Khofifah. Rencana 11 Maret 2023," singkatnya, pekan lalu.

        Baca Juga: Elitenya Sebut Cawapres PKB Boleh Prabowo atau Anies, Respons Cak Imin di Luar Dugaan: Pokoknya...

        Ketua DPW Mileanies Sulsel Asri Tadda juga mengatakan Anies-Khofifah adalah pasangan paling ideal. Keduanya sama-sama leader. Juga sama-sama bukan orang partai. Sehingga koalisi menjadi enak, karena dalam partai koalisi tidak merasa terwakili secara eksklusif.

        Khofifah juga representasi perempuan. "Dan ini bisa bagus untuk potensi pemilih," kata Asri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: