Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Alasan PP Muhammadiyah Masukkan Ustadz Adi Hidayat Jadi Pengurus, Ternyata...

        Ini Alasan PP Muhammadiyah Masukkan Ustadz Adi Hidayat Jadi Pengurus, Ternyata... Kredit Foto: Instagram/Ustadz Adi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ustadz Adi Hidayat (UAH) kembali jadi peprhatian setelah dirinya masuk dalam jajaran pengurus Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia dipercaya sebagai Wakil Ketua I Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. 

        Mengenai hal ini, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ustadz Fathurrahman Kamal membenarkan UAH telah menjadi salah satu pimpinan dari Majelis Tabligh Muhammadiyah. Bahkan, ia sendiri yang menghubungi langsung UAH. 

        "Betul, saya sendiri yang menghubungi beliau beberapa waktu lalu pas saat beliau sedang ada di Amerika waktu itu dan menjawab langsung WA saya dan beliau juga mengisi form kesediaan itu. Jadi itu valid Ustadz Adi bergabung ke Majelis Tabligh PP Muhammadiyah," ujar Ustadz Fathurrahman saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (28/2/2023).

        Baca Juga: Ustaz Abdul Somad (UAS) Soal Hanan Attaki: Ceramah Saya 'Meletup', Kalau Dia Menyejukkan!

        Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat: Pinjol Itu Haram! Penuh Riba dan Maksiat

        Dia pun mengungkapkan alasan PP Muhammadiyah memasukkan UAH di kepengurusan PP Muhammadiyah periode sekarang ini. Di antaranya, karena UAH adalah seorang pendakwah yang populer di ruang digital dan merupakan kader Muhammadiyah. 

        "Saya kira UAH menjadi fenomena di dunia dakwah kita di Indonesia, khususnya di komunitas digital. Saya kira beliau sosok anak muda yang sangat populer, smart, kemudian sangat open minded dan beliau secara terbuka di dalam kajian-kajiannya itu tidak pernah menutupi bahwa beliau itu memang lahir dari rahim Muhammadiyah," katanya. 

        Baca Juga: Orang Ini Sebut Wajar GP Ansor-Banser Bereaksi Membubarkan Pengajian Hanan Attaki, Ternyata Oh Ternyata...

        Ustadz Fathurrahman mengatakan, UAH adalah alumnus pondok pesantren Muhammadiyah yang ada di Garut, yaitu Pondok Pesantren Darul Arqam. Menurut dia, UAH juga telah mengakui identitasnya sebagai kader Muhammadiyah di publik yang kemudian dalam perjalanan dakwahnya dikenal luas oleh publik. 

        "Saya berpikir beliau sangat jernih melihat persoalannya, bahwa untuk menyelesaikan persoalan umat yang sangat kompleks di Indonesia ini tentu tidak mungkin diselesiakan secara single fighter," jelas dia. 

        Secara pribadi Ustaz Fathurrahman juga mengakui kualifikasi dan capaian UAH dalam dunia dakwah selama ini. Menurut dia, dakwah UAH juga sesuai dengan dakwah berkemajuan yang diusung Muhammadiyah.

        Baca Juga: Tokoh Ini Klaim Banser Awalnya Tidak Mau Bubarkan Pengajian Hanan Attaki, Sebut Ada Provokasi: 'Siapa yang Ingin Istrinya Jadi Janda...'

        "Saya kira untuk seorang pribadi gerakan beliau ini kan sudah menjadi brand sendiri. Jadi saya kira beliau secara sangat jernih melihat persoalan dan ini mungkin saatnya beliau untuk kembali ke 'ibu kandungnya' masuk di struktural. Walaupun selama ini beliau lebih menyampaikan pesan-pesan dakwahnya dan sangat berkemajuan," ucapnya.

        Menjelang Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang digelar di Surakarta beberapa waktu lalu, menurut dia, UAH juga sudah secara terbuka menyampaikan minatnya masuk struktur Muhammadiyah. Hal itu disampaikan dalam Tabligh Akbar Pra Muktamar yang dihadiri ribuan orang. 

        Baca Juga: Dugaan Rocky Gerung Sungguh Tajam! Sebut Pembangunan IKN Hanya Upaya Jokowi Agar Bisa Diingat: Mungkin Ada Fatwa Dukun...

        "Tapi waktu itu tidak mungkin kalau misalnya masuk menjadi salah satu calon pimpinan yang diendorse di muktamar, karena prosesnya di Muhamamadiyah panjang. Sehingga saya lihat PP Muhamamdiyah sekarang ini memfasilitasi komitmen beliau yang telah disampaikan itu," kata Ustadz Fathurrahman.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: