Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        ZALA Kub Jadi Drone Kamikaze Andalan Rusia Setelah ZALA Lancet, Ini Kemampuannya

        ZALA Kub Jadi Drone Kamikaze Andalan Rusia Setelah ZALA Lancet, Ini Kemampuannya Kredit Foto: TASS/Anton Novoderezhkin
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lebih dari setahun memunculkan metode pertempuran baru yang menitikberatkan strategi militer dengan kemampuan kendaraan tanpa awak atau drone.

        Medan perang tersebut memang menjadi saksi dari kemampuan berbagai jenis drone yang dipergunakan oleh kedua belah pihak. Baik Rusia maupun Ukraina menggunakan beragam jenis drone dalam perang tersebut guna meraih kemenangan dalam pertempuran.

        Baca Juga: Enggak Basa-basi di Depan Dewan HAM PBB, Pejabat Rusia Tunjuk Barat Sokong Ukraina

        Salah satu jenis drone yang cukup sering dipergunakan dalam konflik ini adalah loitering munition atau yang lebih familiar dengan nama drone kamikaze.

        Penggunaan drone kamikaze dalam perang di Ukraina memang cukup efektif dalam menggempur pertahanan atau dalam misi penyerangan. Baik pihak Rusia maupun Ukraina menggunakan beragam jenis drone kamikaze yang digunakan untuk menyerang satu sama lain.

        Pihak Rusia mungkin cukup familiar dengan Shahed-136 atau ZALA Lancet sebagai armada drone kamikaze dalam alutsista mereka. Namun, ternyata ada drone kamikaze lain yang digunakan oleh pihak Rusia namun namanya kurang begitu terdengar dalam konflik ini. Drone tersebut dikenal dengan nama ZALA Kub.

        Drone kamikaze ZALA Kub atau yang memiliki penulisan ZALA KYB-UAV atau KUB-BLA merupakan salah satu produk unggulan dari pabrikan Zala Aero Group yang merupakan anak perusahaan dari Kalashnikov Concern. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang sekaligus merancang ‘saudara’ dari ZALA Kub, yakni ZALA Lancet yang namanya cukup melambung dalam perang di Ukaina.

        Drone kamikaze ZALA Kub sejatinya merupakan pengembangan lebih lanjut dari drone intai ZALA 421-08 dan ZALA 421-12. Drone tersebut dikembangkan dan dimodifikasi sehingga mampu mengembang peran sebangai drone kamikaze atau loitering munition.

        Kurang begitu jelas kapan pengembangan drone tersebut, akan tetapi beberapa pengamat berpendapat ZALA Kub mulai dikembangkan pada sekitar tahun 2018 hingga 2019 silam. 

        Sebagai drone kamikaze atau loitering munition, tentunya ZALA Kub didesain memiliki kemampuan membawa hulu ledak. Melansir dari situs Zala Aero, drone ini mampu membawa hulu ledak berkekuatan tinggi (High-explosive) dengan berat maksimal sekitar 3 kg.

        Meskipun terlihat cukup ringan, akan tetapi kemampuan drone ini diklaim mampu menghancurkan sebuah tank tempur utama (Main Battle Tank), sistem artileri ataupun sistem radar.

        Drone ini memiliki ukuran lebar sayap sekitar 1.2 m dan memiliki kemampuan terbang selama 30 menit. Drone ini ditenagai oleh sebuah mesin piston sederhana yang mampu membuat drone berukuran sedang tersebut terbang dengan kecepatan maksimal hingga 130 km/jam.

        Baca Juga: Kerjasama dengan UEA, Indonesia Adopsi Teknologi untuk Produksi Drone Tempur

        Drone ini memiliki kemampuan presisi tinggi dan diklaim cukup senyap sehingga bisa menyusup ke dalam kawasan musuh dan susah dideteksi oleh sistem radar.

        Meskipun namanya kurang populer dibandingkan ‘saudaranya’ yakni ZALA Lancet, namun perang drone kamikaze ZALA Kub juga cukup krusial bagi pihak Rusia.

        Melansir dari situs indomiliter.com, drone ini seringkali menargetkan kendaraan tempur ringan milik Ukraina sejak pertengahan tahun 2022 silam. Bahkan, di awal tahun 2023 ini drone tersebut juga beberapa kali diklaim sukses menghancurkan target-target kendaraan tempur milik Ukraina.

        Strategi yang digunakan oleh operator drone ini umumnya menyebarkan beberapa unit drone atau taktik swarming yang memiliki tujuan memenuhi kawasan udara lawan dengan gerombolan drone kamikaze. Strategi tersebut membuat drone kamikaze ini susah untuk ditembak jatuh karena jumlahnya yang cukup banyak dan susah terdeteksi sistem radar karena ukurannya yang cukup kecil. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: