Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Siapa Pun yang Salahin Anies di Kebakaran Plumpang Salah Kaprah, Musni Umar: Akibat Pola Buzzer, Anies Makin Disayang

        Siapa Pun yang Salahin Anies di Kebakaran Plumpang Salah Kaprah, Musni Umar: Akibat Pola Buzzer, Anies Makin Disayang Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terseret dalam peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Ia disalahkan karena memberi  Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kepada warga di sekitar Tanah Merah. 

        Salah satu kritikan yang getol itu datang dari PDIP dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hal ini ditanggapi Mantan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar.

        Baca Juga: Soal Koalisi Perubahan Tak Kunjung Deklarasikan Anies Capres 2024, Demokrat: Tunggu Saja!

        Musni Umar mengatakan, menyudutkan Anies dalam kebakaran itu salah kaprah. Karena yang mesti bertanggung jawab adalah pihak Pertamina.

        "Menurut saya ini sudah salah kaprah, yang harus dipersalahkan itu adalah Pertamina. Kan tidak mungkin terbakar kalau ada maintenance, ada perawatan berkala kemudian ada kehati-hatian di sana," kata Musni Umar dalam kanal YouTube-nya, Senin, (13/3/2023).

        Sosiolog ini mengatakan, setiap ada kebakaran itu pada umumnya karena maintenance tidak baik atau karena ada juga faktor human error (kesalahan manusia).

        Hanya saja kata dia, ketika melihat kasus kebakaran yang terjadi di pertamina itu lebih banyak karena tidak ada maintenance.

        "Kalaupun ada, itu jarak waktunya panjang sekali baru dilakukan. Nah ini barangkali yang tidak pernah disorot. Jadi masalah Pertamina kemudian dialihkan ke Baswedan," ujarnya.

        Baca Juga: Label Bapak Politik Identitas Masih Melekat, Anies Baswedan Harus Kerja Ekstra Jika Mau Diterima di Daerah Ini

        Tudingan terhadap Anies kata dia, tidak terlepas dari sudah masuknya tahun politik. Sehingga tidak ada satupun persoalan yang tidak kaitkan dengan politik.

        "Tentu yang selalu dikorbankan itu adalah Anies, karena Anies dianggap bukan bagian dari kekuasaan. Bukan bagian dari rezim yang tengah berkuasa. Nah oleh karena itu dia harus dipersalahkan apapun juga yang terjadi walaupun tidak ada kaitan sama sekali kebakaran itu dengan Anies," imbuh loyalis Anies ini.

        Apalagi kata dia, masa jabatan Anies telah berakhir pada 16 Oktober 2022 lalu. Sedangkan kebakaran terjadi 3 Maret 2023 lalu.

        "Segala yang terjadi itu ditumpahkan kepada dia (Anies) supaya masyarakat memberi dampak negatif terhadap Anies jadi dengan pemberitaan yang masif itu diharapkan masyarakat jadi antipati terhadap Anies," tambahnya.

        Baca Juga: Sudah Tahun Politik, Pantas Anies Selalu Dikorbankan! Musni Umar: Soalnya Bukan Bagian dari Kekuasaan

        Terbukti kata dia jika melihat sepanjang perjalanan Anies ke berbagai daerah mulai 2022 sampai 2023, terakhir ini di Kalimantan. Dan rencananya, Anies akan berkunjung ke Jawa Timur dan Madura pada 17-19 Maret mendatang. 

        Menurutnya ini, tudingan yang diarahkan ke Anies hampir sama dengan yang pernah dialami Anwar Ibrahim sebelum menjadi PM Malaysia.

        "Jadi ini barangkali yang penting kita perhatikan bahwa kasus yang agak mirip-mirip dengan Ibrahim ini. Kalau di kalangan elit tidak ada yang senang pada dia (Anies), nah mengapa karena kalau dia memerintah, itu akan mengganggu kenikmatan mereka yang sudah lama menikmati kekuasaan," tutur Musni Umar.

        Musni Umar mengatakan tudingan miring yang diarahkan ke Anies justru akan semakin menaikkan nama Anies.

        "Anies semakin mendapatkan tempat di hati rakyat karena akibat pola para buzzer rupiah yang selalu menghajar Anies tapi dampaknya masyarakat semakin sayang, semakin cinta dan semakin memberikan dukungan positif kepada Anies Baswedan. Saya kira itu barangkali respons kita," tambahnya. 

        Baca Juga: Elektabilitas Anies Baswedan Anjlok di Lembaga Survei, Musni Umar Singgung Pilkada 2017: Tidak Sesuai!

        Dia berharap agara Depo Pertamina dipindahkan di Pulau Reklamasi seperti yang disampaikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

        "Sebaiknya memang depo Pertamina di penumpang itu dipindahkan di Pulau reklamasi di Jakarta sementara tempatnya itu ditata dengan baik dan diperkenankan masyarakat untuk menggunakan tempat itu dalam rangka aktivitas mereka agar Jakarta semakin maju," tandas pria kelahiran Kendari ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: