Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Sosok Miliarder yang Terdampak Paling Parah dari Runtuhnya SVB

        Ini Sosok Miliarder yang Terdampak Paling Parah dari Runtuhnya SVB Kredit Foto: PJMP IMAGES/PATRICK JAMES MILLER
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Miliarder Charles Schwab menjadi pengusaha yang kekayaannya jatuh paling parah akibat runtuhnya SVB Financial Group. Schwab adalah miliarder pendiri broker diskon eponymous. Pria berusia 85 tahun ini telah kehilangan USD2,9 miliar (Rp44 triliun) dari kekayaannya sejak 8 Maret. Ini merupakan penurunan paling tajam sejak dia muncul di Bloomberg Billionaires Index satu dekade lalu.

        Melansir The National News di Jakarta, Kamis (16/3/23) kekayaan bersihnya turun lebih banyak dari miliarder AS lainnya tahun ini. Hari ini kekayaannya mencapai USD9,99 miliar (Rp154 triliun), menjadikannya orang terkaya ke-183 di dunia.

        Saham di broker eponimnya turun 32 persen sejak penutupan Rabu, termasuk penurunan 12 persen pada Senin, karena pedagang menilai institusi mana yang mungkin berisiko dari kekuatan yang menjatuhkan SVB.

        Baca Juga: Ngeri, Robert Kiyosaki Ramalkan Bank Raksasa Ini Segera Tumbang Susul SVB

        Mirip dengan pemberi pinjaman California yang ditutup oleh regulator pada hari Jumat, brokernya memiliki portofolio sekuritas investasi yang besar dan kerugian kertas yang signifikan dalam buku-buku yang dimiliki hingga jatuh tempo. Tidak seperti SVB, sebagian besar simpanan pelanggan Charles Schwab diasuransikan.

        Penurunan kekayaan Schwab sebesar 23 persen sejak 8 Maret jarang terjadi di kalangan miliarder di industri keuangan yang biasanya tenang.

        Mayoritas kekayaan bersih Schwab berasal dari sahamnya sekitar 6 persen di broker yang didirikannya pada tahun 1971.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: