Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Utomo SolaRUV Gandeng Produsen Global Wujudkan Industrialisasi Rantai Pasok Panel Surya

        Utomo SolaRUV Gandeng Produsen Global Wujudkan Industrialisasi Rantai Pasok Panel Surya Kredit Foto: Utomo SolaRUV
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Kantor Perdana Menteri Singapura untuk pengembangan EBT di sela sela kegiatan tahunan Leader’s Retreat di Singapura.

        Hal ini mencakup kerja sama investasi pengembangan industri dan kapabilitas manufaktur EBT di Indonesia dari hulu ke hilir, serta perdagangan listrik lintas batas antarkedua negara yang memungkinkan masuknya devisa ke Indonesia.

        Baca Juga: Badan Geologi dan Ditjen EBTKE Serahkan Hibah BMN kepada Pemerintah Daerah

        Menyambut inisiatif kedua negara tersebut, Utomo SolaRUV melalui PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia melakukan penandatanganan MoU kerjasama pengembangan industrialisasi rantai pasok panel surya atau Solar PV (Photovoltaik) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) bersama dengan pengembang nasional yang tergabung dalam Konsorsium Inspira (Indonesia Solar Panel Industry & Renewable Alliance).

        Mereka adalah Presiden Direktur PT Adaro Power, Dharma Djojonegoro; Presiden Direktur Medco Power, Eka Satria; dan Direktur Utama Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo. Prosesi tersebut disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan dan Senior Minister and Coordinating Minister for National Security Singapura HE Senior Minister Teo Chee Hean serta jajaran beberapa menteri Singapura di Fullerton Hotel Singapura pada Kamis (16/03/2023).

        Kerja sama ini merupakan upaya Utomo SolaRUV sebagai local technology enabler atau pelaku usaha energi terbarukan Indonesia untuk dapat meningkatkan kapasitas industri dalam menyongsong inisiatif kedua belah negara untuk peningkatan perdagangan listrik lintas batas kedua negara yang bisa mencapai order gigawatt (GW) dalam beberapa waktu mendatang.

        "Utomo SolaRUV sebagai bagian dari kelompok usaha Utomodeck, telah teruji lebih dari 47 tahun sebagai industrialis mewarnai industri atap nasional dalam menghadirkan teknologi dan peningkatan kapasitas industri di Indonesia di berbagai infrastruktur proyek nasional. Kami menyambut baik kerja sama dua negara ini agar industri modul surya dan turunannya dengan dapat berkembang di mana pelaku usaha industri nasional dapat mengambil peran," tutur Managing Director Anthony Utomo, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (17/3/2023).

        Dia menambahkan, perusahaan siap mendukung kerja sama dengan produsen kelas dunia seperti antara lain Longi Solar serta Sungrow Power Supply Co. Ltd yang juga ikut dalam penandatanganan tersebut dalam mengembangkan infrastruktur dan industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia.

        "Tahun lalu Longi Solar sebagai produsen tier 1 dunia mendapatkan SNI Modul Surya wajib pertama sesuai Permen ESDM No 2 Tahun 2021, dan saat ini Sungrow juga sudah berpartisipasi dalam proyek energi terbarukan nasional seperti PLTS Terapung Cirata sebesar 145 Mwp. Artinya, para produsen global ini sudah familiar dan tertarik pasar Indonesia," imbuhnya.

        Baca Juga: PLN Kolaborasi dengan Jepang Bangun Ekosistem EBT di Indonesia

        "Untuk itulah, seiring dengan penandatangan MoU ini kami mendorong agar industrialisasi rantai pasok untuk mendukung ketahanan energi nasional ini segera diakselerasi," jelas Anthony yang juga Anggota dari Komite Teknis Energi Surya 27-08 BSN (Badan Standarisasi Nasional).

        Di kesempatan terpisah, kerja sama industrialisasi rantai pasok ini juga diapresiasi oleh banyak pemangku kepentingan antara lain Asosiasi Produsen Listrik Swasta Nasional (APLSI) dan AESI (Asosiasi Energi Surya Indonesia).

        "Pengembangan industri PLTS terintegrasi dari hulu ke hilir sangat diperlukan bagi Indonesia untuk memenuhi lonjakan permintaan sel dan modul surya yang berkualitas tinggi untuk proyek-proyek PLTS untuk mencapai target net-zero. Kehadiran industri PLTS yang kokoh akan mendukung keamanan pasokan enèrgi kita," kata Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: