Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anak Presiden Curhat Perlakuan Kasar Petugas Imigrasi, Permintaan Maaf Bea Cukai Jadi Bulan-bulanan Netizen

        Anak Presiden Curhat Perlakuan Kasar Petugas Imigrasi, Permintaan Maaf Bea Cukai Jadi Bulan-bulanan Netizen Kredit Foto: Unsplash/Jae Park
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid, membagikan pengalaman tidak menyenangkan soal kelakuan petugas imigrasi saat dirinya baru saja kembali ke Indonesia dari sebuah konferensi di Taiwan.

        Putri sulung Gus Dur itu menceritakan pengalamannya berhadapan dengan petugas imigrasi Bandara Soekarno-Hatta melalui akun Twitter miliknya, @AlissaWahid, pada Senin (20/3/2023).

        Baca Juga: Kasihani Tubuh Kurus Jokowi, Warganet Komentari Pernyataan Megawati: Coba Orang Biasa yang Ngomong, Pasti...

        Saat di bandara kala itu, Alissa Wahid diarahkan menuju meja pemeriksaan. Di sana, ia disangka sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau tenaga kerja wanita (TKW) yang baru pulang kampung.

        "Kamu pulang kerja ya di Taiwan? Berapa lama kerja di sana? Bawa apa aja? Buka kopernya," tulis Alissa Wahid menirukan kalimat sang petugas.

        Alissa Wahid lalu membuka koper dan memberikan paspor miliknya pada petugas. Ia mengatakan dirinya hanya berada di Taiwan selama tiga hari.

        "Petugas: "Kerja apa 3 hari di taiwan? Kok bawaannya koper gede? Beli apa aja? Emang dibayar berapa?" tulis.

        Alissa menjawab ia sebelumnya pergi ke Taiwan untuk mengikuti konferensi. Namun, petugas itu tetap ngeyel dan bertanya dengan nada yang tak ramah.

        "Petugas: sering ya ke luar negeri?"

        Saya: "ya. Bisa lihat di paspor, mbak."

        Dia buka paspor.

        Petugas : "kok sering ke luar. Kerja apa?"

        Saya : "LSM"

        Petugas menengok, tampangnya agak kecut, lalu kembalikan paspor : "Silakan"," tulis Alissa.

        Alissa kemudian membereskan koper yang telah diacak-acak oleh petugas imigrasi. "Abis itu kalau pas landing di Cengkareng bareng mbak2 TKI & saya gak lagi capek, saya suka barengin PMI yg cewek, just in case. Saya saja yg anytime bisa panggil paspampres, cukup stres diperlakukan intimidatif gitu. Apalagi mba PMI yg gak pengalaman," tulis Alissa Wahid.

        Ia melanjutkan, awalnya dirinya ingin mengetahui seperti apa perlakuan petugas imigrasi terhadap warga yang seharusnya mereka layani dengan baik. Rasa ingin tahunya pun terjawab. "Tapi lama-lama sebel, makanya aku jawab LSM," kata dia.

        Peristiwa itu dialami Alissa Wahid pada tahun 2019 atau 2020. Namun, ia masih mengingat betul bagaimana arogansi yang ditunjukkan petugas imigrasi itu pada dirinya. "Nada bicaranya bener-bener intimidatif sih menurut saya. Padahal saya bukan orang yang kecil hati. Pas hadap2an sama polisi di depan GKI Yasmin aja saya berani adu ngeyel," keluhnya.

        Setelahnya, Bea Cukai RI melalui akun Twitter mereka @beacukaiRI meminta maaf atas pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut.

        Baca Juga: Tangani Kasus Pencucian Uang Rp349 Triliun di Kemenkeu, Mahfud MD: Ini Lebih Bahaya dari Korupsi

        "Halo, Kak. Kami memohon maaf atas pengalaman tidak mengenakan yang dialami pada saat tiba di Indonesia. Masukan yang diberikan menjadi bahan evaluasi atas pelayanan dan pengawasan barang bawaan penumpang kedepannya. Terima kasih," tulis @beacukaiRI sambil me-mention akun Twitter Alissa Wahid, Senin (20/3/2023).

        Namun, permintaan maaf itu malah menuai komentar negatif dari netizen. Pasalnya, permintaan maaf itu terkesan template semata. 

        "Hilih jawaban template. Kejadian kayak gini dibiarin bertahun2 peras aja terus orang2 itu. Orang udah kerja capek2 di luar sampe di negara sendiri diperas," komentar @ihsansu****.

        "ini sih bot yg jawab, di pintu custom galaknya minta ampun," timpal @haripoer*****.

        Netizen mendesak agar Bea Cukai melakukan evaluasi dan perbaikan menyeluruh agar peristiwa serupa tak terulang dan tak ada lagi Rakyat Indonesia terutama buruh migran yang menjadi korban.

        "Ehhe bahan evaluasi mulu lantas kpan implementasi nya kpan jg direalisasi kebanyakan aksi nihil konkretisasi," tulis @esgri****.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: