Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jadi Komoditas Strategis, Sudahkah Kita Mengenal Tanaman Kelapa Sawit?

        Jadi Komoditas Strategis, Sudahkah Kita Mengenal Tanaman Kelapa Sawit? Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kelapa sawit merupakan komoditas minyak nabati paling strategis di Indonesia. Kendati demikian, sudahkah kita mengenal karakteristik dari kelapa sawit itu sendiri? Melansir laporan PASPI, pohon kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki taksonomi dan morfologi yang khas. 

        Taksonomi kelapa sawit termasuk dalam divisi Embryophyta Siphonagama, kelas Angiospermae, ordo Monocotyledonae, famili Arecaceae (dahulu disebut Palmae), subfamili Cocoideae dan genus Elaeis. Sementara, spesies pohon kelapa sawit terdiri atas 2 jenis, yaitu:

        1. Elaeis guineensis Jacq/African Oil Palm or Macaw-Fat (berasal dari daerah Afrika Barat dan Afrika Selatan, terutama di daerah antara Angola dan Gambia);
        2. Elaeis oleifera/American Oil Palm (berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan atau sekitar daerah Honduras sampai Brasil Utara).

        Baca Juga: Terkait UU Deforestasi UE, Petani Sawit Indonesia Ajukan 5 Tuntutan, Apa Saja?

        Dalam sumber yang sama disebutkan, secara morfologi, bagian-bagian penting kelapa sawit antara lain akar, batang, daun/pelepah, bunga dan buah sawit, serta biji. Perkebunan kelapa sawit tersebar di 26 provinsi di Indonesia dengan Provinsi Riau memiliki areal perkebunan kelapa sawit terluas, yakni lebih dari 3 juta hektare pada 2021 atau sekitar 20% dari total luas areal perkebunan kelapa sawit nasional.

        Studi PASPI merangkum, pohon kelapa sawit dapat berkembang dengan baik pada tanah yang subur, aerasi dan drainasenya baik, serta memiliki pH antara 5,5–7,0. Kondisi curah hujan yang ideal untuk tumbuhnya kelapa sawit adalah sekitar 1.250-2.500 mm per tahun. Ketinggian tempat yang sesuai untuk menanam kelapa sawit adalah antara 0-500 mdpl dengan kemiringan lereng sebesar 0-3%.

        Minyak kelapa sawit mengandung lebih banyak lemak tak jenuh dibandingkan minyak nabati lain. Minyak kelapa sawit dapat menahan panas lewat proses menggoreng yang ekstrem dan memiliki restitensi oksidasi yang tinggi sehingga makanan yang digoreng bisa lebih krispi. Minyak kelapa sawit juga tidak mengandung lemak trans dan penggunaannya pada industri makanan, oleokimia, hingga bahan bakar nabati makanan telah berkembang pesat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: