Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Orang Terkaya: Joe Lewis, Miliarder Investor Pemilik Tottenham Hotspur

        Kisah Orang Terkaya: Joe Lewis, Miliarder Investor Pemilik Tottenham Hotspur Kredit Foto: Twitter/good opinion haver
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Salah satu orang terkaya di dunia, Joe Lewis adalah pemilik Grup Tavistock, perusahaan investasi yang bermarkas di Bahama dengan lebih dari 200 aset di 13 negara.

        Melalui Tavistock, Lewis memiliki tim sepak bola Liga Premier Tottenham dan memiliki saham di operator pub Inggris, Mitchells & Butlers. Dia memiliki berbagai investasi lain, termasuk resor klub mewah, restoran, hotel, dan perusahaan pertanian Australia.

        Lewis terus memperluas visinya untuk pengembangan Danau Nona di dekat Orlando, tempat Disney memindahkan 2.000 pekerjaan dan Wave Hotel berteknologi tinggi dibuka pada akhir 2021. Dia memiliki banyak koleksi seni yang mencakup karya Picasso, Matisse, Freud dan Bacon.

        Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Michael Milken, Miliarder Investor yang Pernah Terlibat Penipuan Sekuritas tapi Dimaafkan Trump

        Lewis lahir dari keluarga Yahudi di atas sebuah rumah umum di Roman Road, Bow, London. Lewis meninggalkan sekolah pada usia 15 tahun untuk membantu menjalankan bisnis katering West End milik ayahnya, Tavistock Banqueting.

        Ketika dia mengambil kendali, dia dengan cepat mengembangkannya dengan menjual barang-barang mewah kepada turis Amerika, dan juga memiliki klub West End di Hanover Grand, tempat dia memberi Robert Earl pekerjaan pertamanya. Dia kemudian menjual bisnisnya pada tahun 1979 untuk mendapatkan kekayaan awalnya.

        Setelah menjual bisnis keluarga pada akhir 1970-an, Lewis pindah ke perdagangan mata uang pada 1980-an dan 1990-an, mengakibatkan kepindahannya ke Bahama di mana dia sekarang menjadi pengasingan pajak. Pada bulan September 1992, Lewis bekerja sama dengan George Soros untuk bertaruh pada jatuhnya pound dari Mekanisme Nilai Tukar Eropa.

        Acara yang dijuluki Black Wednesday itu membuat Lewis sangat kaya raya. Beberapa orang berpendapat bahwa dia menghasilkan lebih banyak uang dari acara tersebut daripada Soros. Lewis masih menjadi pedagang valuta asing yang aktif.

        Lewis adalah investor utama di Tavistock Group. Perusahaan ini berkantor pusat di pusat keuangan lepas pantai The Commonwealth of The Bahamas dan memiliki kantor di 13 negara; Bahama, Inggris, Australia, Kanada, Meksiko, AS, Jamaika, Argentina, Polandia, Moldova, Rumania, Bulgaria, dan Sri Lanka.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: