Peristiwa kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat tidak berdampak langsung kepada industri kripto. Hal ini terlihat dari investasi mata uang kripto makin diminati investor di dalam negeri.
Chief Marketing Officer (CMO) Triv.co.id, platform jual-beli crypto dan saham AS Jordan Simanjuntak mengungkapkan berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), tercatat total investor kripto di Indonesia bertumbuh mencapai 16,9 juta investor pada Februari 2023.
Pertumbuhan tersebut melebihi pertumbuhan jumlah investor pasar modal, yang tercatat jumlah investor pasar modal hanya mencapai 10,3 juta investor per Desember 2022.
Data tersebut membuktikan kinerja positif penambahan investor pasar kripto dalam dua tahun terakhir yang bahkan melebihi ekspektasi pengamat. Tercatat pada akhir 2021 investor kripto masih di angka 11,2 juta. Namun, di awal 2023 telah mencapai 16,9 juta investor.
“Artinya ada ledakan jumlah investor kripto hingga 66 % dalam kurun waktu 2 tahun terakhir,” jelas Jordan di Jakarta, kemarin. Nilai transaksi kripto sendiri mencapai Rp12,14 triliun pada Januari 2023, atau naik 20% dari Desember 2022 sebesar Rp9,74 triliun.
“Dari jumlah transaksi yang sudah tercatat tersebut membuktikan tidak hanya jumlah investor yang bergerak positif, namun juga diimbangi dengan volume transaksi yang meningkat,” urai Jordan.
Melihat penambahan investor dan volume transaksi yang sama-sama mengalami peningkatan, artinya pasar kripto di Indonesia bisa dibilang sehat. “Dan terjadinya hal tersebut tidak lepas dari tingkat kepercayaan atau trust investor kepada aset digital kripto disusul dengan tingkat kepercayaan terhadap platform resmi yang memperdagangkan aset digitaldi Indonesia,” ungkap Jordan.
Jordan pun mengaku senang dengan pertumbuhan positif pasar kripto di indonesia. Ia juga mengaku puas dengan upaya yang selama ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya investasi di platform yang legal dan aman.
“Hal tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan transaksi Triv Exchange sebesar 10% selama bulan Maret ini, walau belakangan banyak sentimen negatif di pasar kripto,” urainya.
Jordan lebih lanjut memaparkan, sudah saatnya pemerataan edukasi dan penambahan literasi terkait investasi lebih digalakkan, khususnya terhadap kripto. Karena sangat minim informasi yang memberikan edukasi terhadap instrumen investasi ini.
“Ditambah saat ini pasar kripto sedang dalam kondisi pemulihan dan diprediksi segera akan mengakhiri crypto winter, yang artinya cepat atau lambat akan mengejar ATH (All Time High) nya lagi. Sehingga saat pasar kembali normal harapannya investor benar-benar memahami instrumen investasi ini dengan baik dan tidak hanya ikut-ikutan atau FOMO (Fear Of Missing Out),” pungkas Jordan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: