9 Poin Penting Hasil Kunjungan Menko Luhut ke Tiongkok, Salah Satunya Bahas Kelanjutan KCJB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan beberapa hari lalu melakukan kunjungan ke Republik Tiongkok. Dalam konferensi persnya di Kemenko Marves, Senin (10/4/2023), Menko Luhut menjelaskan beberapa poin yang ditindaklanjuti oleh kedua negara.
Pertama, terkait Kereta Cepat Jakarta Bandung yang diharapkan dapat beroperasi pada 18 Agustus 2023 sebagai hadiah HUT RI ke-78. Pemerintah Indonesia juga menyampaikan keinginannya agar pimpinan tinggi Republik Tiongkok dapat hadir dalam agenda tersebut. Selain itu, progres pembangunan rel juga akan selesai dan trial akan dimulai pada bulan Mei mendatang.
Baca Juga: Bahas Kerja Sama Indonesia-China, Menko Luhut: Saling Percaya dan Saling Menguntungkan
Selain itu, tim teknis dari kedua negara telah menyepakati angka cost overrun sebesar USD1,2 miliar. Serta sedang dalam proses negosiasi untuk menurunkan suku bunga dari 3,4%.
"Jadi supaya hasil dari mereka pembicaraan detail dari kedua belah pihak, kita sepakat angkanya USD1,2 miliar. Serta kami sedang negoisasi suku bunga dapat turun dari 3,4%, kita mau lebih rendah lagi, kita lihat Insya Allah akan beres," kata Luhut.
Kedua, kawasan Industri Kalimantan Utara merupakan game changer untuk Indonesia apabila Tiongkok dapat memberikan dukungan investasi dan perusahaan. Saat ini sedang dikerjakan di kawasan hijau di Kaltara oleh PT KIPI, yaitu industri smelter aluminium sedang tahap konstruksi serta industri Petrokimia dan PLTA Mentarang yang tahap konstruksi juga.
Terkait pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), Indonesia mengharapkan dukungan tim Shenzhen dari Tiongkok untuk desain dan manajemen pembangunan cluster pendukung di IKN.
"Tadi malam saya ketemu juga utusan khusus Presiden Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dari Abu Dhabi mereka sangat senang sekali berkolaborasi dengan tim Shenzen Tiongkok. Jadi nanti kita kan ada kombinasi tim Indonesia, Tiongkok, dan Shenzhen," ucap Menko Luhut.
Ketiga, terkait ketahanan pangan selanjutnya akan ada herbal dan food estate berbasis teknologi yang lebih maju. Nantinya, kawasan Toba akan dijadikan pilot project dan selanjutnya food dan estate akan dibangun di Kalimantan Tengah dan Sulawesi.
Baca Juga: Pembelian Mobil Listrik Dihadiahi Insentif PPN, Menko Luhut: Demi Mengebut Transformasi Ekonomi
Luhut juga menyinggung mengenai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali (KKB) yang akan dijadikan kawasan ekonomi khusus dan pariwisata.
"Sea World Asia sudah mendirikan kampus di KKB diharapkan lebih banyak lagi pusat riset dan bertaraf internasional serta dapat didirikan Resort yang bertaraf internasional yang investasinya bukan hanya dari Tiongkok," katanya.
Keempat, terkait dengan maritim perikanan yang bekerja sama dengan perikanan tangkap dengan mitra lokal Indonesia. Serta transfer pengetahuan teknologi oleh KKP. Pasalnya, akan ada budidaya di Indonesia Timur seperti di Tual, Marauke, dan Biak terkait pengolahan atau hilirisasi perikanan udang dan rumput laut.
Kelima, peningkatan kerja sama general administration of custom China untuk percepatan protokol impor dan penambahan jenis produk Perikanan ke Tiongkok.
Baca Juga: Menko Luhut: Peresmian KCJB dan LRT oleh Presiden Ditargetkan Agustus 2023
Keenam, terkait industri kesehatan dan teknologi untuk investasi transfer tekonologi, seperti TKDN dan kesehatan vaksin genomik, farmasi, dan bioteknologi yang akan berjalan pada tahun ini.
Ketujuh, yaitu perdagangan. Tiongkok mendukung produk unggulan Indonesia masuk ke pasar negaranya. Dalam hal ini, Indonesia berharap dapat menjamin stabilitas suplai kelapa sawit dan batu bara ke Tiongkok.
"Kelapa sawit ini menjadi super strategis buat kita karena presiden sudah memerintahkan untuk membuat satu riset supaya produksi sawit Kita bisa 100 juta ton tanpa perluasan lahan," jelasnya.
Selain itu, diharapkan Indonesia dapat menjaga kualitas dan kuantitas produk buah tropis. Karena dimungkinkan untuk Indonesia dapat ekspor ke Tiongkok.
Kedelapan, terkait pendidikan dan pelatihan. Kedua negara sepakat untuk menambahkan kuota mahasiswa Indonesia ke Tiongkok dengan program studi, seperti teknik Industri, teknik mesin dan teknik sipil, petrokimia, kedokteran, farmasi, bioteknologi, pertanian, peternakan, dan kelautan.
Baca Juga: Kirim Surat ke Menko Luhut, Gubernur Bali Pastikan LNG di Sidakarya Aman
Terakhir, ASEAN. Tiongkok mendukung keketuaan Indonesia tahun ini.
"Dengan harapan regional comprehensive Economic Partnership dapat menciptakan lebih banyak manfaat Indonesia diharapkan dapat menjaga persatuan dan solidaritas ASEAN khususnya melalui ketutuaan ASEAN tahun ini," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: