Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Minta Insentif Mobil Listrik Segera Direalisasi, KADIN: Bisa Bantu Jual 2 Juta Unit Hingga 2045

        Minta Insentif Mobil Listrik Segera Direalisasi, KADIN: Bisa Bantu Jual 2 Juta Unit Hingga 2045 Kredit Foto: KADIN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mendukung pemerintah untuk segera merealisasikan program insentif kendaraan listrik.

        Ketua KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, berharap agar realisasi pemberian insentif untuk mobil dan bus listrik dapat segera terlaksana, setelah sebelumnya insentif motor listrik telah diberlakukan. Dia menilai, insentif ini akan mempercepat elektrifikasi dan pencapaian target transisi energi.

        Baca Juga: MG4 EV, Mobil Listrik Terbaru dengan Desain Avant-Garde Meluncur di Kota Medan

        "Program insentif ini merupakan bukti komitmen dari Pemerintah Indonesia yang tidak lama lagi akan mengadopsi penuh penggunaan kendaraan listrik sekaligus menjadi raksasa industri kendaraan listrik," kata Arsjad, dalam keterangan resmi, Kamis (13/4/2023).

        Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan, Pemerintah Indonesia menargetkan terjadinya adopsi kendaraan listrik hingga 2 juta unit pada tahun 2025. 

        "Melalui Perpres ini juga, akan diupayakan sebuah insentif bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bisa membeli kendaraan listrik berupa mobil atau motor," ujar Arsjad.

        Baca Juga: Lewat IDCamp x Kadin 2023, Indosat Hadirkan Solusi UMKM Hingga Pertanian

        Arsjad menilai, dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan ASEAN seperti Thailand dan Malaysia, Indonesia masih tertinggal dalam hal adopsi kendaraan listrik. 

        Menurutnya, keterlambatan adopsi dari kendaraan listrik di Indonesia disebabkan karena adanya harga yang masih terbilang cukup tinggi bagi masyarakat untuk berpindah dari kendaraan nonlistrik menjadi kendaraan listrik. 

        "Sedangkan untuk negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia, terdapat berbagai insentif yang mampu mendorong masyarakatnya untuk berpindah mengadopsi kendaraan listrik," jelasnya.

        Untuk itulah, kata Arsjad, dikeluarkan berbagai insentif yang mampu membantu masyarakat dan ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia berkembang lebih cepat.

        Baca Juga: Merasa Indonesia Dikucilkan, KADIN Desak Amerika Serikat Adil Soal Subsidi Nikel Kendaraan Listrik

        "Kebijakan program insentif ini adalah yang paling tepat, karena dengan perubahan ini, maka Indonesia akan sangat menarik berbagai produsen kendaraan listrik yang sebelumnya lebih tertarik di Thailand dan Malaysia. Langkah ini menjadi game-changer Indonesia untuk industri kendaraan listrik," katanya. 

        Selaku Ketua ASEAN-BAC, Arsjad juga menyampaikan percepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia sejalan dengan salah satu isu prioritas ASEAN-BAC terkait pembangunan berkelanjutan. 

        Baca Juga: Jokowi Ngeluh Kemacetan Tak Kunjung Hilang dari Jakarta, Orang PDIP Singgung Pemberian Subsidi Mobil Listrik: Ini Tidak Menyentuh...

        "Kami telah melakukan roadshow ke berbagai negara di kawasan ASEAN seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam, seluruhnya mengatakan bahwa dekarbonisasi industri, beberapa di antaranya melalui penggunaan kendaraan listrik serta industri manufaktur kendaraan listrik dan baterai perlu terus untuk kita kembangkan," tuturnya.

        Untuk mendukung adanya dekarbonisasi industri, dia menyebut, ASEAN Net Zero Hub dan Carbon Center of Excellence telah didirikan untuk mempromosikan kolaborasi, berbagi pengetahuan, dan praktik terbaik terkait dekarbonisasi industri serta memungkinkan mekanisme karbon dan kemajuan di seluruh kawasan ASEAN.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: